Suara.com - Alat pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS sudah menjadi pilihan transaksi pembayaran yang mudah, namun banyak oknum yang memalsukan buktinya.
Hal ini tentu membuat pelaku UMKM merugi. Bank Indonesia (BI) mengimbau para pemilik usaha atau UMKM untuk lebih berhati-hati saat menerima pembayaran dengan QRIS.
Salah satu ya dengan memperhatikan notifikasi atau pemberitahuan keberhasilan transaksi. Hal ini dilakukan agar mencegah kerugian yang diterima.
"Bagi pemilik UMKM harap waspada dan teliti kembali sebelum menyelesaikan transaksi ya! Belakangan ini ada oknum yang memanfaatkan kelengahan dengan membayar menggunakan bukti QRIS palsu," jelas BI dalam unggahan di akun Instagram resminya (@bank_indonesia), Senin, (14/7/2025).
Berikut ini tips yang diberikan BI dalam menggunakan kemudahan pembayaran QRIS :
1.Pastikan Melihat Pembeli Scan QRIS
Pelaku usaha harus melihat pengguna melihat pembeli scan QRISx Kode QRIS tidak akan dapat diproses kamera ponsel karena hanya akan terbaca sebagai teks.
2. Verifikasi Transaksi
Pastikan melihat notifikasi mengonfirmasi pembayaran. Salah satunya periksa nama penerima yang tertera di aplikasi pembayaran maupun bukti bayar yang ditunjukkan.
Baca Juga: Gubernur Bank Indonesia Lantik 4 Kepala Perwakilan Daerah, Ini Tugasnya
3. Jaga Kerahasiaan Data
Jangan pernah membagikan data pribadi seperti PIN, OTP, atau informasi login aplikasi pembayaran kepada siapapun.
"Pemilik usaha, jangan asal terima hasil transaksi scan QRIS dari pelanggan! Pastikan cek ulang sebelum bertransaksi! Karena, selalu ada saja oknum yang memanfaatkan celah dari kelengahan kita," imbau BI.
"Kalau tips tadi sudah dijalankan nggak perlu khawatir lagi terkena penipuan, karena secara sistem, QRIS dijamin aman! Tetap selalu bijak dan waspada, lindungi diri Sobat dengan memverifikasi setiap transaksi ya," tulisnya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia mencatat, volume transaksi QRIS pada Kuartal I 2025 mencapai 2,6 miliar transaksi.
Angka ini menunjukkan pertumbuhan hingga 594 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024. Pertumbuhan nilai transaksi juga mencapai 150 persen.
Sebagian besar merchant QRIS merupakan pelaku UMKM. Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia Sri Noerhidajati, menekankan peran kunci digitalisasi dalam transformasi UMKM agar berdaya.
Hingga triwulan I 2025, pengguna QRIS sudah mencapai 56,3 juta dengan volume mencapai 2,6 miliar transaksi dan merchant QRIS ini sebagian besar adalah UMKM sebanyak 38,1 juta.
![Ilustrasi Bank Indonesia. Saat ini uji kepatutan dan kelayakan dilakukan untuk jabatan Deputi Gubernur Bank Indonesia di Komisi XI DPR. [Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/01/30235-bank-indonesia.jpg)
Pertumbuhan QRIS sejak 2020 tergolong sangat signifikan. Pada 2024 lalu, nominal transaksi mencapai Rp 659,93 triliun setelah setahun sebelumnya baru mencapai Rp 226 triliun.
Tak hanya dapat dilakukan dengan memindai kode, kini transaksi QRIS dapat dilakukan hanya dengan “tap”. Metode ini memanfaatkan teknologi Near Field Communication (NFC) yang semakin memudahkan penggunanya.
Kemudian, semakin banyak masyarakat yang beralih ke pembayaran digital, mendorong pedagang atau pelaku usaha untuk menerapkan metode pembayaran dengan QRIS. Ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan pelanggan dan tetap kompetitif.
Metode pembayaran QRIS akan dapat digunakan di Jepang, mulai 17 Agustus 2025 mendatang. Bank Indonesia menyampaikan, uji coba sandbox telah dilakukan 15 Mei 2025 lalu dan memperoleh hasil yang baik.
Tak hanya itu, rencana pelebaran ini juga akan menyentuh China. Kesepakatan antara Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia dengan UnionPay International China sudah berada di tahap finalisasi. Tahap ini sudah membicarakan perihal bisnis, teknis, dan operasional.
QRIS juga diagendakan dapat digunakan di India, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Kemudahan transaksi untuk para jemaah haji dan umroh jadi salah satu dorongan kuat pelebaran QRIS hingga Arab Saudi.