Gubernur Bank Indonesia Lantik 4 Kepala Perwakilan Daerah, Ini Tugasnya

Minggu, 13 Juli 2025 | 11:34 WIB
Gubernur Bank Indonesia Lantik 4 Kepala Perwakilan Daerah, Ini Tugasnya
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.

Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo melantik empat Pemimpin Satuan Kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia pada hari ini. Keempat yakni Hario Kartiko Pamungkas, sebelumnya menjabat Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Banten, menjadi Kepala Perwakilan BI Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dia efektif menjabat secepatnya 15 Juli 2025 dan selambatnya 15 Agustus 2025.

Lalu, Adidoyo Prakoso, sebelumnya menjabat Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Riau, menjadi Kepala Perwakilan BI Provinsi Nusa Tenggara Timur, efektif menjabat secepatnya 1 September 2025 dan selambatnya 30 September 2025.

Selain itu, Muhamad Irfan Sukarna, sebelumnya menjabat Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Barat, menjadi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Tengah, efektif menjabat secepatnya 15 Juli 2025 dan selambatnya 15 Agustus 2025.

Terakhir adalah Ahmadi Rahman, sebelumnya menjabat Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri, menjadi Kepala Perwakilan BI Pematangsiantar, efektif menjabat secepatnya 15 Juli 2025 dan selambatnya 15 Agustus 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan pesan agar para Kepala Perwakilan yg baru dilantik untuk menjaga amanah dan tanggung jawab, berani menghadapi cobaan, dan terus mendekatkan diri pada Tuhan dalam menjalankan berbagai pelaksanaan tugas.

"Pelantikan pejabat di BI merupakan bagian dari transformasi organisasi dan sumber daya manusia yang memperkuat pencapaian tujuan BI, yaitu mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah, memelihara stabilitas Sistem Pembayaran, dan turut menjaga Stabilitas Sistem Keuangan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (13/7/2025).

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat ada aliran modal asing yang keluar sepekan ini. Keluarnya modal asing ini seiring dengan pengumuman Presiden Donald Trump yang menetapkan tarifnya berlaku 1 Agustus mendatang.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan aliran modal keluar terdiri dari jual neto sebesar Rp5,41 triliun SRBI, Rp2,34 triliun di pasar saham dan Rp160 miliar di pasar SBN.

Baca Juga: BI Diprediksi Pangkas Suku Bunga Imbas Indonesia Kena Tarif Tinggi AS

"Berdasarkan data transaksi 7 s.d 10 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp7,90 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp5,41 triliun SRBI, Rp2,34 triliun di pasar saham dan Rp0,16 triliun di pasar SBN,"katanya.

Kata dia, selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 10 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp56,24 triliun di pasar saham, Rp35,08 triliun di SRBI. Lalu beli neto sebesar Rp59,27 triliun di SBN.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," jelasnya.

Sementara itu, premi Credit Default Swaps (CDS) Indonesia lima tahun per 10 Juli 2025 sebesar 73,03 basis poin (bps). Angka ini relatif stabil dibanding dengan 4 Juli 2025 sebesar 73,74 bps

Adapun rupiah ditutup di level Rp16.215 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 10 Juli 2025. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,56 persen. Indeks Dolar (DXY) menguat ke level 97,65, sedangkan Yield US Treasury (UST) Note 10 tahun naik ke level 4,350 persen. Pada Jumat pagi, 11 Juli 2025, rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.215 per dolar AS. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,56 persen.

Sebelumnya, Kinerja perusahaan eceran diperkirakan meningkat pada Juni 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 2,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, sehingga mencapai level 233,7.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI