Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menurunkan tarif resiprokal yang dibebankan oleh Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen. Penurunan ini setelah Pemerintahan Prabowo melakukan negosiasi atas tarif Trump tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menyebut meski tarif Trump sudah turun, tapi dia menginginkan bisa lebih rendah lagi.
"Terkait update posisi tarif 19 persen terhadap produk ekspor Indonesia ke pasar AS, kami memandang bahwa kesepakatan ini merupakan hasil negosiasi yang jauh lebih baik dibandingkan proposal tarif awal sebesar 32 persen dan mungkin saja masih ada ruang untuk bisa bernegosiasi menjadi lebih rendah lagi," ujarnya kepada wartawan, Rabu (16/7/2025).
![Donald Trump Biang Kerok Runyamnya Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 [Tangkap layar Youtube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/24/54963-donald-trump.jpg)
Namun demikian, Shinta menilai, tarif Trump 19 persen ini lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, yang rata-rata di atas 20 persen.
Dia mengungkapkan, Tarif Indonesia saat ini (19 persen) lebih rendah dibandingkan posisi Thailand (36 persen), Laos (40 persen), Malaysia (25 persen), dan Vietnam (20 persen).
"Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki ruang untuk menjaga daya saing ekspornya, terutama pada produk ekspor kita seperti tekstil, alas kaki, furniture, hingga perikanan yang memiliki ketergantungan cukup tinggi terhadap pasar Amerika Serikat," imbuhnya.
Kendati begitu, Shinta mengakui, tarif Trump ini belum final, karena proses negosiasi. Makanya, ia meminta semua pihak untuk mencermati proses negosiasi dari negara tetangga.
Selain itu, para pengusaha juga akan mencermati permintaan dari pihak AS yang mengingingkan tarif impor 0 persen bagi produk-produk AS yang masuk ke Indonesia.
"Di sisi lain, kami melihat untuk penghapusan tarif impor oleh Indonesia terhadap produk AS, secara umum sebagian besar produk tersebut saat ini memang sudah memiliki tarif rendah (nol hingga lima persen). Dalam hal ini kita akan melihat dan mendalami lagi dampaknya secara product by product dari hasil negosiasi yang ada," bebernya.
Baca Juga: Tarif Impor Produk RI Dipangkas Jadi 19 Persen, Trump Puji Prabowo: Hebat, Populer dan Kuat
Sebelumnya, Amerika Serikat dan Indonesia dilaporkan telah mencapai kesepakatan perdagangan baru setelah pembicaraan antara mantan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Pengumuman ini disampaikan oleh Trump pada Selasa, (15/7/2025) melalui platform Truth Social miliknya.
Menurut Trump, yang dikutip dari CNN Business pada Rabu, 16 Juli 2025, kesepakatan tersebut mencakup penghapusan tarif oleh Indonesia terhadap ekspor dari AS alias 100%. Sebaliknya, AS akan menurunkan tarif impor dari Indonesia menjadi 19%, dari sebelumnya 32%.
Trump juga mengklaim bahwa kesepakatan ini telah "diselesaikan." Namun, hingga Selasa sore, pemerintah Indonesia belum memberikan pernyataan atau pengumuman resmi terkait kesepakatan tersebut.
Komitmen Pembelian Indonesia
Dalam unggahan terpisah di Truth Social, Trump merinci beberapa komitmen penting dari pihak Indonesia, yaitu:
- Pembelian Energi AS senilai $15 miliar.
- Pembelian Produk Pertanian Amerika senilai $4,5 miliar.
- Pembelian 50 pesawat Boeing, dengan banyak di antaranya adalah seri Boeing 777.
Sebelum bertolak ke Pittsburgh untuk sebuah pertemuan puncak, Trump menyoroti kualitas tinggi tembaga Indonesia yang akan dimanfaatkan oleh AS. Hal ini mengindikasikan kemungkinan tembaga dari Indonesia akan dikenakan tarif yang lebih rendah, atau bahkan bebas tarif.
Meskipun Indonesia mengekspor tembaga senilai $20 juta ke AS tahun lalu, jumlah ini masih jauh di bawah pemasok utama seperti Chili ($6 miliar) dan Kanada ($4 miliar), menurut data Departemen Perdagangan AS.