Indonesia Kena Tarif Trump 19 Persen, Gubernur BI: Bagus

Rabu, 16 Juli 2025 | 16:57 WIB
Indonesia Kena Tarif Trump 19 Persen, Gubernur BI: Bagus
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Dok. Bank Indonesia)

Suara.com - Bank Indonesia (BI) menyambut baik hasil perundingan Indonesia terhadap tarif Presiden Trump. Lantaran, Amerika Serikat menurunkan tarifnya menjadi 19 persen dari 32 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan hasil ini sangat positif bagi Indonesia. Apalagi bisa mendongkrak kinerja hubungan dagang. Salah satunya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Yang Pertama mengenai hasil perundingan yang tentu saja kita dengar dari Pemerintah AS maupun dari tim negosiasi yang diketuai Menko Perekonomian tentu saja arahan Bapak Presiden kami menyambut positif hasilnya itu cukup bagus kami akan melakukan pendalaman secara rinci baik terhadap pertumbuhan ekonomi, neraca perdagangan terhadap pasar keuangan," katanya secara Virtual, Rabu (16/7/2025)..

Dia memandang kinerja ekspor akan baik dengan hasil perundingan ini. Hasil perundingan ini meningkatkan impor yang produktif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan baik investasi maupun secara sektor lain.

"Secara keseluruhan akan mendukung prospek ekonomi kita dari perdagangan," katanya.

Dia menilai melihat dampak terhadap pasar keuangan akan positif akan memberikan kepastian dan perlindungannya cukup baik. Lalu kepastian pelaku pasar baik dalam maupun luar.

"Ini membuat perkiraan keputusan ke depan kami akan berdampak ekstraksi pasar dan aliran modal asing," jelasnya.

Kata dia, menilai prospek perekonomian Tanah Air tetap positif di tengah pelemahan ekonomi global pada kuartal II-2025. Namun, Perry melihat perekonomian tetap memerlukan dorongan, terutama di sisi konsumsi rumah tangga.

"Konsumsi rumah tangga perlu ditingkatkan, mengingat penjualan eceran melambat," katanya.

Baca Juga: APINDO Bakal Kumpulkan Pengusaha yang Kena Getah Tarif Trump 19 Persen

Secara subsektor, lapangan usaha pertanian tetap tumbuh. Namun, kinerja lapangan usaha industri pengolahan, akomodasi dan makanan minuman dinilai belum kuat.

"Secara sektoral, Lapangan Usaha (LU) Pertanian tetap tumbuh ditopang oleh kinerja subsektor LU Perkebunan dan dukungan program Pemerintah, sedangkan kinerja beberapa LU utama lainnya seperti LU Industri Pengolahan serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum belum kuat," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI