Suara.com - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyoroti rendahnya penyaluran fintech lending di wilayah Indonesia Timur.
Isu ini menyeruak dalam acara Fintech Lending Days (FLD) 2025 yang digelar di Sorong, Papua Barat Daya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2024 menunjukkan bahwa penyaluran fintech lending di luar Pulau Jawa masih minim, hanya sebesar 21,59 persen dari total penyaluran nasional.
Kepala Direktorat Pengawasan Usaha Pembiayaan Berbasis Teknologi OJK, Indra, menilai FLD 2025 sebagai katalisator penting dalam perluasan inklusi keuangan dan mendorong pembiayaan produktif di Indonesia Timur.
“Acara hari ini memiliki arti yang sangat penting bagi pengembangan industri Pindar khususnya di daerah Indonesia Timur. Pengembangan UMKM Indonesia harus dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan banyak komponen stakeholders," tutur Indra dalam keterangannya, Jumat (18/7/2025).
Sementara itu, Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar, menegaskan komitmen pihaknya. "Fintech Lending Days hadir sebagai bentuk komitmen kami untuk mendekatkan layanan pendanaan digital berbasis teknologi atau Pindar kepada masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
"Kami ingin mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang lebih merata serta membuka akses pembiayaan yang lebih luas dan aman bagi pelaku UMKM,” katanya.
Menurut dia, FLD 2025 tidak hanya fokus pada sesi pameran dan talk show edukatif. Salah satu agenda paling menarik adalah UMKM Visit, di mana AFPI bersama sejumlah platform Pindar 'blusukan' mengunjungi dua UMKM berbasis industri rumahan di Sorong. Ini adalah kesempatan emas untuk mendengar langsung tantangan dan kebutuhan mereka terkait akses pembiayaan.
Dari sisi penyelenggara layanan Pindar, UMKM Visit juga menjadi sarana vital untuk menjelaskan secara langsung bagaimana Pindar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku usaha mikro. Interaksi dua arah ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan informasi dan membuka peluang kerja sama yang lebih konkret.
Baca Juga: OJK Sebut Investor Singapura Siap Caplok Multifinance Indonesia
Fokus FLD 2025 dalam mendukung pertumbuhan UMKM lokal Sorong turut mendapat apresiasi tinggi dari Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, Elisa Kambu. Ia memuji langkah AFPI sebagai asosiasi pertama yang hadir di Papua Barat Daya, menyebutnya sebagai bentuk nyata kolaborasi mendukung inklusi keuangan di daerah.
“Kami di Papua Barat Daya percaya bahwa literasi dan inklusi keuangan bukan hanya tentang pemahaman, tetapi tentang pemberdayaan. Oleh karena itu, kami mendukung penuh kehadiran Pindar sebagai alternatif pembiayaan yang aman serta bertanggung jawab. Kami juga berharap solusi seperti ini terus berkembang untuk menjangkau seluruh pelosok Indonesia, termasuk di wilayah-wilayah 3T,” ujar Elisa.
Selain itu, FLD 2025 juga menjadikan edukasi finansial sebagai prioritas utama. AFPI menggandeng Universitas Victory Sorong dalam program AFPI Goes to Campus, membekali 150 mahasiswa dengan pemahaman praktis pengelolaan keuangan produktif serta pentingnya mengenali perbedaan antara layanan Pindar berizin dan pinjaman online ilegal.
Melalui rangkaian kegiatan yang mencakup aspek edukasi dan perluasan inklusi keuangan, Entjik S. Djafar berharap FLD 2025 dapat menjadi wadah dialog yang mempertemukan regulator, pemerintah daerah, dan asosiasi dalam membahas pemanfaatan layanan keuangan digital yang aman dan produktif.
“Melalui kolaborasi bersama dalam Fintech Lending Days 2025, kami berharap dapat meningkatkan inklusi keuangan, khususnya bagi UMKM, sehingga dapat turut berkontribusi dalam upaya pemerataan ekonomi di Indonesia Timur. Ke depannya, kami harapkan FLD bisa terus menjadi ruang bersama untuk memperkuat literasi finansial, memperluas inklusi keuangan, serta mendorong pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan,” pungkas Entjik.