Bahlil Sebut 30.000 Sumur Rakyat Bisa Dieksplorasi UMKM Hingga BUMD

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 29 Juli 2025 | 18:42 WIB
Bahlil Sebut 30.000 Sumur Rakyat Bisa Dieksplorasi UMKM Hingga BUMD
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. [Suara.com/Achmad Fauzi].

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan ada sekitar 30.000 sumur rakyat yang siap untuk dieksplorasi. Menurutnya, sumur rakyat itu akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun UMKM.

Dalam hal ini, Bahlil juga telah menggelar sosialisasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025 mengatur tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi dengan Menteri-menteri terkait.

"Hari ini kita rapat, koordinasi Kikof Meeting pertama, Sosialisasi Permen 14 tentang sumur-sumur tua dan sumur-sumur masyarakat. Tadi saya undang semua gubernur, bupati, menteri-menteri terkait, dari kepolisian, dari tentara, Pertamina, semua yang kita bahas. Ya sekitar 20.000-30.000," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Muba dukung legalisasi sumur rakyat, tinggal tunggu restu pemerintah pusat
Muba dukung legalisasi sumur rakyat, tinggal tunggu restu pemerintah pusat

Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, setelah diverifikasi banyak sumur rakyat yang berpotensi untuk dilakukan eksplorasi. Nantinya, bilang Bahlil, PT Pertamina (Persero) juga akan menampung minyak mentah hasil eksplorasi sumur rakyat.

"Ketika produksinya sudah ada dari sumur-sumur masyarakat, maka Pertamina sebagai off-taker. Dan harganya antara 70-80 persen dari ICP," ucapnya.

Bahlil mengungkapkan, wilayah Sumatera jadi yang paling banyak ditemukan sumur rakyat. Selain itu, dia melihat masih banyak wilayah lain yang berpotensi ada sumur rakyat.

"Jadi, Sumatera, Sumatera Selatan. Jambi juga banyak ya, banyak juga di Sumut, kemudian di Jawa Tengah," bebernya. 

Bahlil memastikan, tak hanya BUMD, UMKM dan koperasi juga bisa mengelola sumur rakyat. Akan tetapi, koperasi yang bisa mengelola bukan sektor pangan.

"Bukan koperasi jual kerupuk, bukan ya.. Dan bukan kooperasi jual bahan pokok. Ya itu kan jual bahan pokok," pungkasnya.

Baca Juga: Gegara Hal Ini, RI Siap Pangkas Impor Migas dari Timur Tengah dan Asia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI