Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi mengalami technical rebound meski pada perdagangan Rabu (30/7/2025) kemarin ditutup turun 0,89%, disertai dengan net sell asing yang cukup besar, mencapai sekitar Rp1,02 triliun. Saham-saham perbankan besar menjadi sasaran utama jual bersih asing, termasuk BBCA, BMRI, PGEO, BBRI, dan BBNI.
Kajian BNI Sekuritas pada pagi ini memprediksi, IHSG mampu mengalami technical rebound. Level support IHSG diperkirakan berada di rentang 7480-7520, sedangkan level resist berada di 7580-7620.
Sementara, pergerakan pasar saham global kembali menunjukkan volatilitas pada Rabu (30/7). Wall Street mayoritas ditutup melemah setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral belum siap memangkas suku bunga. Sementara itu, bursa Asia bergerak bervariasi karena investor menunggu kepastian dari perundingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta mencermati arah kebijakan suku bunga The Fed.
Wall Street Terbebani Sinyal Higher-for-Longer dari The Fed
Pada perdagangan Rabu (30/7), indeks-indeks utama di Wall Street mayoritas ditutup melemah. Indeks S&P 500 turun 0,12%, dan Dow Jones Industrial Average melemah 0,38%. Hanya Nasdaq Composite yang berhasil naik tipis 0,15%.
Pelemahan ini dipicu oleh pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan bahwa bank sentral belum siap memangkas suku bunga. Keputusan ini muncul di tengah evaluasi dampak potensial dari tarif impor yang lebih tinggi oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap inflasi. The Fed sendiri memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25-4,5%, meskipun ada tekanan dari Presiden Trump yang mendesak pemangkasan agresif.
Dalam konferensi persnya, Powell menegaskan bahwa The Fed "belum memutuskan apapun soal September" terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga. "Kami akan melihat seluruh data ekonomi sebelum mengambil sikap," kata Powell. Ia juga menyoroti pengamatan The Fed terhadap potensi dampak tarif terhadap inflasi. “Kewajiban kami adalah menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang tetap terkendali dan mencegah lonjakan harga sekali waktu berubah menjadi masalah inflasi yang berkelanjutan,” ujarnya, menandakan fokus The Fed pada stabilitas harga di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan.
Bursa Asia Bervariasi di Tengah Penantian Kepastian Global
Di kawasan Asia-Pasifik, bursa saham menunjukkan pergerakan yang beragam pada perdagangan Rabu (30/7). Investor cenderung bersikap hati-hati, menanti hasil perundingan dagang antara AS dan Tiongkok, serta mencermati pengumuman kebijakan suku bunga The Fed yang baru saja dirilis.
Baca Juga: Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun tipis 0,05%, sementara indeks Topix berhasil naik 0,40%. Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat 0,74%, meski Kosdaq melemah 0,10%. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,59%, dan Taiex Taiwan juga menguat 1,12%. Namun, Hang Seng Hong Kong tercatat turun cukup signifikan sebesar 1,36%. Di Asia Tenggara, FTSE Straits Times turun 0,24% dan FTSE Malay KLCI naik tipis 0,04%.
Berikut adalah beberapa ide perdagangan (trading idea) IHSG untuk hari ini yang mungkin menarik perhatian investor:
WIFI: Spec Buy dengan area beli di 2800-2870, cutloss di bawah 2800. Target dekat di 2970-3000.
CUAN: Spec Buy dengan area beli di 1560-1570, cutloss di bawah 1545. Target dekat di 1590-1620.
BKSL: Spec Buy dengan area beli di 148-152, cutloss di bawah 146. Target dekat di 158-167.
DEWA: Spec Buy dengan area beli di 226-232, cutloss di bawah 226. Target dekat di 236-250.
SSIA: Spec Buy dengan area beli di 2670-2700, cutloss di bawah 2610. Target dekat di 2750-2800.