Suara.com - Wakil Kepala Badan Pelaksana Badan Penyelenggara Haji (BPH), Dahnil Anzar Simanjuntak, menyoroti pentingnya orientasi pembangunan kawasan mandiri yang tidak melulu berfokus pada kepentingan properti semata.
Ia mengingatkan bahwa kawasan seperti itu harus menghadirkan nilai hidup, yakni kepekaan terhadap lingkungan dan keterhubungan dengan masyarakat sekitar.
Menurutnya, salah satu kawasan mandiri potensial yang bisa menjadi contoh adalah Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
“Saya berharap PIK 2 ini bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Ramah dan menjaga ekosistem alam,” ujar Dahnil kepada wartawan, Kamis (31/7/2025).
Dahnil mengaitkaan, pembangunan kawasan urban harus memuat semangat keberlanjutan. Tata ruang hijau, pengelolaan limbah, hingga relasi sosial dengan komunitas lokal mesti dijadikan bagian integral dari perencanaan.
“PIK2 bisa menjadi kawasan yang tidak hanya indah, tapi juga memiliki tanggung jawab ekologis. Pengelolaan limbah, tata ruang hijau, dan relasi dengan masyarakat sekitar harus diperhatikan secara serius,” terangnya.

Lebih jauh, Dahnil menilai fungsi sosial kawasan semestinya tidak dilupakan. Kawasan modern yang ideal, kata dia, adalah yang mampu menjadi ruang temu lintas komunitas, bukan hanya ruang konsumsi bagi kelompok tertentu.
“Keberadaan PIK2 harus menjadi jembatan pemersatu semua komunitas yang ada di kawasan ini,” jelasnya.
Meski demikian, Dahnil menyoroti masih adanya sejumlah kritik dari masyarakat terhadap pengembangan PIK 2.
Baca Juga: Punya Rumah Idaman? Ini Cara Memilih Asuransi Rumah Terbaik untuk Perlindungan Maksimal
Karena itu, ia mengingatkan pentingnya membuka ruang dialog dengan masyarakat. Kritik dari warga, kata Dahnil, bukan sesuatu yang harus ditolak, melainkan bahan bakar untuk perbaikan berkelanjutan.
“Selain itu, pekerjaan rumah bagi PIK2 yaitu menjawab kritik-kritik yang ada di tengah masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mencatat bahwa layanan Transjabodetabek rute PIK 2-Blok M menjadi salah satu yang paling banyak diminati masyarakat.
Kepala Dishub DKI, Syafrin Liputo, menyebut lonjakan penumpang di rute ini tak lepas dari fungsinya yang mengakomodasi dua segmen penting, yakni pekerja dan wisatawan.
Selain PIK 2-Blok M, rute lain yang juga masih tinggi frekuensi penumpangnya adalah Bogor-Blok M dan Alam Sutera-Blok M. Keduanya juga memiliki segmentasi penumpang yang hampir mirip.
Syafrin menjelaskan bahwa rata-rata penumpang pada rute-rute unggulan Transjabodetabek itu mencapai 3.000 hingga 6.000 orang per hari.