Sri Mulyani Jualan Surat Utang di Australia: Laris Manis Diserbu Investor

Sabtu, 09 Agustus 2025 | 14:27 WIB
Sri Mulyani Jualan Surat Utang di Australia: Laris Manis Diserbu Investor
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Suara.com/Alvian Winanto

Suara.com - Indonesia berhasil menerbitkan Kangaroo Bond perdananya, yaitu surat utang negara (SUN) berdenominasi dolar Australia, dengan hasil yang luar biasa. Penawaran yang dibuka hanya dalam satu hari ludes diserbu investor hingga 10 kali lipat dari target, atau oversubscribed!

"Tingginya minat investor global termasuk investor domestik Australia ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi dan kredibilitas pengelolaan fiskal Indonesia," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan resminya di Jakarta dikutip Sabtu (9/8/2025).

Kangaroo Bond perdana ini dibuka pada 7 Agustus 2025 dengan dua seri, yaitu:

  1. Seri RIAUD0830 (tenor 5 tahun) senilai 500 juta dolar Australia (sekitar Rp5,3 triliun).
  2. Seri RIAUD0835 (tenor 10 tahun) senilai 300 juta dolar Australia (sekitar Rp3,18 triliun).

Total orderbook yang masuk mencapai sekitar 8 miliar dolar Australia atau setara Rp84,8 triliun, jauh melampaui target penerbitan yang hanya 800 juta dolar Australia.

Permintaan yang membludak ini memungkinkan pemerintah menetapkan tingkat imbal hasil (yield) akhir yang jauh lebih kompetitif.

  1. Yield seri RIAUD0830 turun 25 basis poin menjadi 4,427%.
  2. Yield seri RIAUD0835 turun 30 basis poin menjadi 5,380%.

Penurunan yield ini menunjukkan bahwa investor bersedia menerima imbal hasil yang lebih rendah karena yakin dengan prospek investasi pada surat utang Indonesia.

Sri Mulyani menegaskan bahwa penerbitan ini adalah langkah strategis untuk diversifikasi pembiayaan APBN dan memperluas basis investor global. Ini juga menjadi milestone peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia.

Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers, menyambut baik obligasi ini dan menyebutnya sebagai contoh kemitraan ekonomi yang solid. "Kami sangat senang melihat betapa cepat dan antusiasnya pasar dalam merespons obligasi Australian Dollar pertama dari pemerintah Indonesia," kata Jim Chalmers.

Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk pembiayaan APBN 2025. Kangaroo Bond ini berhasil memperoleh peringkat yang solid, yaitu Baa2 dari Moody's, BBB dari Standard & Poor's, dan BBB dari Fitch. Transaksi bersejarah ini difasilitasi oleh ANZ, Standard Chartered Bank, dan UBS Bank sebagai Joint Lead Managers.

Baca Juga: Harta Sri Mulyani Meningkat Tajam, Jadi Sorotan di Tengah Kenaikan Pajak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI