Suara.com - MSCI Inc. pada Kamis (7/8) waktu setempat merilis hasil tinjauan terbaru terhadap tiga indeks utamanya yakni Global Standard, Small Cap, dan Micro Cap. Perubahan komposisi ini akan mulai berlaku efektif pada 17 Agustus 2025, dan menjadi perhatian besar investor karena kerap memicu pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rebalancing indeks MSCI selalu menarik minat pelaku pasar global. Pasalnya, indeks ini dijadikan acuan investasi oleh banyak manajer dana internasional. Perubahan susunan emiten di dalamnya berpotensi mendorong masuknya aliran dana asing atau capital inflow, yang biasanya memberi sentimen positif bagi harga saham terkait.
Sebagai informasi, MSCI atau Morgan Stanley Capital International dikenal luas sebagai penyusun indeks pasar saham yang menjadi tolok ukur global. Beberapa indeks MSCI yang populer antara lain:
- MSCI AC World Index: mencakup saham-saham dari negara maju dan berkembang.
- MSCI Emerging Market Index: fokus pada pasar negara berkembang.
Masuknya sebuah saham ke dalam indeks MSCI dianggap sebagai bentuk pengakuan internasional. Hal ini bisa meningkatkan citra perusahaan sekaligus menarik minat investor institusi global.

Daftar Perubahan Saham di Indeks MSCI
Berdasarkan data yang dirangkum dari snips.stockbit.com, berikut komposisi terbaru saham IHSG di masing-masing indeks.
1. MSCI Indonesia Global Standard Index
Masuk: PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN)
Keluar: PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO)
2. MSCI Indonesia Small Cap Index
Masuk: PT Asuransi Adira Dinamika Tbk. (AADI), PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT MNC Land Tbk. (KPIG), PT Petrosea Tbk. (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG)
Keluar: PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), PT Panin Life Tbk. (PNLF)
Baca Juga: Kasus Korupsi Pengadaan Chromebook, Kejagung Periksa Fiona Handayani Eks Staf Khusus Nadiem
Pengumuman ini langsung memicu pergerakan signifikan pada sejumlah saham. Beberapa yang masuk ke indeks MSCI mencatat kenaikan harga harian. DSSA alami kenaikan lebih dari 20 persen, CUAN alami kenaikan lebih dari 7,2 persen, AADI alami kenaikan lebih dari 2,8 persen, PTRO lebih dari 9 persen, RATU alami kenaikan lebih dari 5,4 persen, dan TAPG alami kenaikan lebih dari 2,4 persen.
Faktor yang Membuat Saham Masuk MSCI
Riset Ciptadana Sekuritas Asia menilai bahwa masuknya DSSA dan CUAN ke dalam Global Standard Index sudah diperkirakan sebelumnya. Pada Juli 2025, MSCI mencabut status special treatment untuk kedua emiten tersebut, sehingga memenuhi persyaratan kelayakan.
Secara umum, kriteria saham agar bisa masuk ke indeks MSCI meliputi:
- Kapitalisasi pasar yang besar
- Likuiditas perdagangan yang memadai
- Penerapan tata kelola perusahaan yang baik
- Fundamental kinerja yang solid
Masuknya saham ke indeks internasional sering kali menjadi pemicu naiknya minat beli dari investor global, yang berpotensi mendorong harga.
Analisis Peluang Investasi Saham yang Baru Masuk MSCI
Jika Anda kesulitan memutuskan, informasi singkat di bawah ini mungkin bisa membantu membuat keputusan investasi.
1. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA)
Anak usaha Grup Sinarmas ini memiliki bisnis di sektor energi, infrastruktur, dan telekomunikasi. Respons pasar sangat positif, terbukti harga saham melonjak 20% pasca-pengumuman. Portofolionya mencakup pembangkit listrik hingga layanan internet MyRepublic. Prospek ke depan didorong oleh kebutuhan energi nasional dan pengembangan infrastruktur digital.
2. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN)
Perusahaan tambang batu bara ini juga bergerak di bidang logistik. Masuknya CUAN menandakan kapitalisasi dan likuiditasnya sudah setara standar global. Stabilnya harga batu bara dan tingginya permintaan dalam negeri menjadi katalis utama. Perusahaan ini juga diuntungkan oleh kontrak jangka panjang dan efisiensi biaya.
3. PT Asuransi Adira Dinamika Tbk. (AADI)
Berfokus pada asuransi kendaraan bermotor dengan jaringan distribusi luas. Penetrasi asuransi di Indonesia yang masih rendah memberi peluang pertumbuhan besar. Didukung Zurich Insurance Group, AADI memiliki modal kuat dan potensi inovasi produk.
4. PT Petrosea Tbk. (PTRO)
Bergerak di jasa pertambangan, rekayasa, dan logistik. Perusahaan ini mendapat keuntungan dari kontrak jangka panjang di pertambangan dan proyek infrastruktur. Fokus pada efisiensi operasional memperkuat kinerjanya.
5. PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU)
Mengoperasikan PLTU di Cepu. Permintaan listrik di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang terus meningkat memberi prospek pertumbuhan stabil. Kontrak penjualan listrik ke PLN menjadi jaminan pendapatan jangka panjang.
6. PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG)
Produsen kelapa sawit dan karet dengan lahan di Kalimantan dan Sumatra. Harga CPO yang tinggi serta strategi peningkatan produktivitas memberi prospek positif ke depan.
Masuknya DSSA, CUAN, dan beberapa saham lain ke daftar MSCI berpotensi menarik aliran dana asing yang bisa menopang harga. Namun, investor tetap harus mewaspadai risiko volatilitas setelah euforia pengumuman mereda.
Untuk jangka panjang, saham seperti DSSA dan CUAN di Global Standard Index layak dipantau berkat fundamental yang solid dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan.
Kontributor : Mutaya Saroh