Suara.com - TikTok memutuskan untuk memangkas karyawannya di Jerman.
Raksasa media sosial ini mengatakan, berencana membubarkan seluruh tim moderasi di Berlin, yang bertugas menghapus konten berbahaya dari platform.
Dilansir Guardian, Rabu (13/8/2025), sebanyak 150 karyawan kena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Adapun, karyawan yang kena pemangkasan akan digantikan dengan kecerdasan buatan hingga karyawan kontrak.
Imbas dari PHK ini, beberapa karyawan melakukan aksi demonstrasi.
Mereka memberikan tuntutan kepada TikTok terkait pesangon bagi karyawan yang terdampak dan perpanjangan masa pemberitahuan PHK menjadi satu tahun.
TikTok sendiri memiliki beberapa kantor di seluruh negeri, tetapi Jerman merupakan pusat terbesar, dengan sekitar 400 karyawan secara keseluruhan.
Para pekerja ini pun terdampak pengurangan sebanyak 40 persen.
Anna Sopel, juru bicara TikTok, mengatakan bahwa PHK yang diusulkan perusahaan bertujuan untuk menyederhanakan alur kerja dan meningkatkan efisiensi.
Baca Juga: Di Balik Aksi Unik Ustaz Felix Siauw Kibarkan Bendera One Piece, Ternyata Ini Pesan yang Disampaikan
"Kami tetap berkomitmen penuh untuk melindungi keamanan dan integritas platform," jelasnya.
Tidak hanya itu, PHK di Jerman terjadi setelah CEO TikTok Shou Zi Chew bersaksi dalam sidang di hadapan Kongres AS pada tahun 2024.
Dia mengatakan bahwa perusahaan akan meningkatkan pengeluaran untuk kepercayaan dan keamanan.
Ia berjanji untuk menghabiskan lebih dari 2 miliar dolar AS untuk tim yang beranggotakan lebih dari 40.000 orang di seluruh dunia.
Namun, dana tersebut bukan untuk penambahan karyawan di Jerman.
Seperti diketahui, layanan e-commerce raksasa milik ByteDance Ltd., TikTok Shop, dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya di Indonesia.