Suara.com - Menyambut Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, Dompet Dhuafa menggelar Sarasehan Tokoh Bangsa yang bertema “Merajut Kebersamaan, Mewujudkan Merdeka dari Kemiskinan”. Acara ini bertempat di Sasana Budaya Rumah Kita Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan, Rabu (13/8/25).
Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini mengatakan bahwa acara ini bukan sekadar forum dialog, tetapi momentum untuk menyatukan langkah para tokoh bangsa, akademis, pelaku usaha, lembaga filantropi, dan masyarakat sipil.
“Kita ingin mempertegas bahwa kemerdekaan sejati adalah saat seluruh rakyat terbebas dari belenggu kemiskinan,” ucap Ahmad.

Sebagai lembaga filantropi Islam yang telah berdiri lebih dari Catur Windu (32 tahun), Dompet Dhuafa memandang pentingnya sinergi lintas sektor. Data tahun 2024 menunjukkan, penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS-DSKL) mencapai Rp.40,509 trilliun secara nasional, dengan pertumbuhan 25,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Ahmad juga menegaskan seluruh elemen spirit nasionalisme dan kedermawanan adalah modal sosial yang besar.
Acara Sarasehan ini dikemas dengan format talkshow dan diskusi terbuka yang hangat namun berbobot, menampilkan refleksi kebangsaan.
Talkshow ini diisi dengan para narasumber terbaik mulai dari Yudi Latif, Ph. D selaku Aktivis dan Cendikiawan, Dr. KH. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., MA selaku Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA selaku Ketua Umum PBNU 2010-2021, Dr. H, Rahmat Hidayat, SE., MT selaku Sekjen Dewan Masjid Indonesia dan Dr. Bambang Widjojanto selaku Aktivis hukum dan Demokrasi.
“Melalui forum ini, kami berharap lahir komitmen bersama untuk mempercepat pengentasan kemiskinan secara sistematik dan berkelanjutan dan juga peran filantropi,” ucap Ahmad.

Acara ditutup dengan adanya peluncuran buku “Catur Windu Dompet Dhuafa” dan “Senyum Nabi”, serta pernyataan sikap bersama untuk “Kemerdekaan dari Kemiskinan”.***
Baca Juga: Dompet Dhuafa Jembatani Pemerataan Daging Kurban hingga ke Pelosok Negeri
Kontributor: Tantri Amela Iskandar