Gelombang PHK ini menyasar berbagai divisi, mulai dari teknologi informasi (IT), layanan pelanggan (customer care), hingga tim pemenuhan pesanan (fulfillment) dan gudang.
Pihak TikTok menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari evaluasi rutin untuk memperkuat organisasi dan meningkatkan efisiensi operasional.
"Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia, sebagai bagian dari strategi kami untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan," ungkap juru bicara TikTok dalam keterangan tertulis pada hari ini, Selasa (26/8/2025).
Para analis menilai PHK ini tidak terhindarkan pasca-merger untuk mengurangi fungsi ganda dan menyelaraskan struktur perusahaan di bawah kendali ByteDance.
Namun, kebijakan tersebut juga menimbulkan kekhawatiran publik mengenai nasib talenta digital lokal dan dominasi asing di sektor e-commerce Indonesia.
Dari sebuah startup yang bersinar terang, Tokopedia kini berada dalam fase transisi krusial untuk bertahan dan kembali bersaing di bawah arahan strategis yang baru.