PHK Massal Tokopedia: Hampir Semua Divisi Kena, Nasib Ratusan Karyawan di Tangan 'China'

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 26 Agustus 2025 | 13:21 WIB
PHK Massal Tokopedia: Hampir Semua Divisi Kena, Nasib Ratusan Karyawan di Tangan 'China'
Ilustrasi Tokopedia. [Suara.com/Dythia]

Suara.com - Kabar pemutusan hubungan kerja atau PHK massal kembali menerpa raksasa e-commerce Indonesia, Tokopedia. Kabar ini menyebar luas di media sosial pada bulan Agustus 2025, memicu perhatian publik.

Menurut informasi yang beredar, setidaknya 400 karyawan Tokopedia telah terkena PHK dalam dua bulan terakhir. Langkah efisiensi ini disebut-sebut sebagai bagian dari upaya perampingan perusahaan sejak resmi diakuisisi oleh TikTok.

Terkait hal ini, TikTok secara resmi menjelaskan bahwa TikTok selaku induk perusahaan Tokopedia secara rutin mengevaluasi kebutuhan bisnis.

Selain itu juga melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memperkuat organisasi serta meningkatkan kualitas layanan bagi pengguna.

"Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia, sebagai bagian dari strategi kami untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan," ungkap juru bicara TikTok dalam keterangan tertulis pada hari ini, Selasa, 26 Agustus 2025.

Restrukturisasi ini tidak hanya menyasar satu divisi, melainkan meluas ke sejumlah bidang vital.

Karyawan di divisi teknologi informasi (IT), layanan pelanggan (customer care), bahkan tim pemenuhan pesanan (fulfillment) dan gudang, dilaporkan turut terdampak.

Ilustrasi TikTok Shop dan Tokopedia, yang namanya jadi ShopTokopedia. [Foto: Tokopedia]
Ilustrasi TikTok Shop dan Tokopedia, yang namanya jadi ShopTokopedia. [Foto: Tokopedia]

Hal ini mengindikasikan bahwa langkah restrukturisasi yang dilakukan menyentuh langsung lini operasional inti yang sangat penting untuk kelancaran layanan Tokopedia.

PHK massal ini dilakukan setelah pada Juli, perusahaan juga melakukan PHK terhadap 180 karyawan. Langkah efisiensi ini dilakukan di tengah upaya TikTok dan Tokopedia untuk mempercepat proses integrasi pasca-merger dan menghadapi ketatnya persaingan di industri e-commerce Indonesia.

Baca Juga: Tiba-Tiba Kena PHK, Lee Sung Min Cari Kerjaan Baru di Film No Other Choice

Untuk diketahui, Tokopedia yang didirikan pada 2009 oleh  William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison sempat mengalami perkembangan pesat dan mencapai status unicorn pada 2017 setelah mendapatkan pendanaan besar dari Alibaba.

Kemudian, pada 17 Mei 2021, Tokopedia melakukan merger dengan Gojek untuk membentuk perusahaan gabungan bernama GoTo, yang menempatkannya sebagai salah satu decacorn di kawasan ini.

GoTo pun resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022.

Babak baru dalam sejarah Tokopedia dimulai ketika TikTok mengakuisisi saham mayoritas perusahaan. Pengumuman awal akuisisi dilakukan pada 11 November 2023, dan transaksi resmi selesai pada 31 Januari 2024.

Dalam kesepakatan tersebut, TikTok mengakuisisi 75,01% saham PT Tokopedia dari GoTo dengan investasi senilai lebih dari 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp23,4 triliun).

Akuisisi ini menegaskan komitmen TikTok untuk memperluas bisnis e-commerce-nya di Indonesia secara signifikan. Setelah transaksi, GoTo tetap memiliki 25% saham di Tokopedia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?