Suara.com - Mata uang Rupiah kembali menunjukkan sinyal bahaya. Di tengah pergerakan mayoritas mata uang Asia yang melemah, Rupiah justru mencatat penurunan paling dalam.
Pada penutupan perdagangan Rabu (27/8/2025), Rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp16.368 per dolar AS, melemah signifikan 0,42 persen dari hari sebelumnya yang berada di level Rp16.299.
Pelemahan ini sejalan dengan pergerakan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), di mana Rupiah melemah 0,48 persen ke level Rp16.355 per dolar AS.
Jika dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya, performa Rupiah paling "merana" sore ini. Di saat yang sama, mayoritas mata uang Asia memang melemah, namun pelemahan Rupiah menjadi yang terparah, mengalahkan mata uang lain.
- Rupiah Indonesia: Melemah 0,42 persen.
- Yen Jepang: Melemah 0,37 persen.
- Ringgit Malaysia: Melemah 0,36 persen
- Dolar Singapura: Melemah 0,30 persen
- Won Korea: Melemah 0,29 persen
- Hanya Dolar Hong Kong yang berhasil menguat terhadap Dolar AS, dengan kenaikan tipis 0,14 persen.
Pelemahan Rupiah ini tidak lepas dari kuatnya performa mata uang Paman Sam. Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang utama dunia, naik ke level 98,55, dari sehari sebelumnya 98,22.
Menguatnya Dolar AS ini memberikan tekanan berat bagi mata uang-mata uang di negara berkembang, termasuk Rupiah.