- BI dorong ekonomi syariah sebagai pilar pembangunan nasional
- FESyar KTI hasilkan transaksi, sertifikasi halal, dan zona kuliner syariah.
- Kalbar punya potensi besar ekspor dan pariwisata halal berbasis budaya.
Suara.com - Bank Indonesia terus mendorong potensi Ekonomi Syariah (Eksyar) di Indonesia.
Lantaran bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang membuka keberkahan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh umat.
Salah satunya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) terus dilakukan bersinergi antara komunitas, pesantren dan UMKM untuk ekonomi syariah.
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Imam Hartono menekankan, Eksyar bukan hanya sebagai alternatif, melainkan bagian integral dari strategi pembangunan nasional.
"Bank Indonesia bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) serta seluruh mitra strategis akan terus berkolaborasi lintas sektor dalam memperkuat rantai nilai halal, pembiayaan syariah yang inklusif dan adaptif," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Selain itu, BI juga melakukan peningkatan literasi dan inklusi eksyar yang berakar pada nilai-nilai luhur Islam.
Salah satunya mewujudkan Indonesia menjadi pusat eksyar (rujukan utama dalam hal Ekonomi dan Keuangan Syariah, baik di tingkat nasional maupun internasional) dunia pada 2029 dengan menyelenggarakan Fesyar.
Diharapkan dapat terus memperkuat hal tersebut. Rangkaian Fesyar KTI mencatat kontribusi nyata dengan menghasilkan transaksi penjualan produk halal dari 22 provinsi di wilayah KTI.
Bahkan, temu bisnis UMKM dengan lembaga keuangan syariah yang menyalurkan pembiayaan tercatat sebesar Rp 15,8 miliar.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Surplus: Apakah Ini Pertanda Baik untuk Rupiah? Ini Analisis dari Bank Indonesia
Gelaran akbar ini juga menghasilkan implementasi 16 titik Zona Kuliner Halal Aman dan Sehat (Zona KHAS) dan fasilitasi 2.240 sertifikasi halal bagi UMKM se-KTI.
Sementara itu, Kalbar secara spesifik memiliki potensi besar untuk pengembangan produk halal, diantaranya komoditas unggulan seperti sawit, karet, kopi, lidah buaya, dan perikanan yang dapat diolah menjadi produk halal bernilai tambah.
Akses perdagangan internasional melalui pintu perbatasan Entikong dan Aruk, yang membuka peluang ekspor produk halal ke Malaysia, Brunei, dan ASEAN didukung dengan pariwisata halal berbasis budaya Islam-Melayu dengan ikon Sungai Kapuas dan Tugu Khatulistiwa.
Lebih dari 44 ribu pengunjung hadir dalam rangkaian Sharia Fair, Sharia Forum, dan kompetisi.
Pada momen FESyar KTI 2025 dihadirkan kolaborasi Green Space x Plastic Pay yang mengusung konsep keberlanjutan dengan mendaur ulang lebih dari 4.200 botol plastik dan berhasil mengurangi jejak karbon mencapai 450 kilogram karbon.
Selain itu, pada Fesyar KTI tahun ini juga diselenggarakan Training of Trainer bagi 456 jurnalis ekonomi syariah guna meningkatkan literasi public.
Selain itu, peluncuran Gerakan Kalbar Berwakaf yang memperkuat peran wakaf sebagai instrumen pembangunan sosial dan ekonomi.
![Ilustrasi ekonomi syariah [Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/14/88682-ilustrasi-ekonomi-syariah-pixabay.jpg)
Dalam kesempatan yang sama Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan menilai, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk membumikan nilai-nilai eksyar.
Lalu, membuka ruang bagi masyarakat untuk mengenal dan memahami pengembangannya secara lebih mendalam.
"Kalbar memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan eksyar. Dengan keberagaman budaya Dayak, Melayu, Tionghoa, dan berbagai suku lainnya yang hidup harmonis, Kalbar juga menawarkan berbagai produk halal yang autentik. Mulai dari kuliner tradisional yang menjaga prinsip halal, pariwisata halal, hingga wastra yang dapat diangkat dalam modest fashion," tandasnya.
Sebagai informasi, FESyar KTI ini merupakan rangkaian menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 yang akan diselenggarakan Oktober 2025 mendatang di Jakarta.