Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman

Rabu, 10 September 2025 | 17:46 WIB
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.
Baca 10 detik
  • Nilai ekonomi digital Indonesia bahkan diperkenalkan mencapai 109 miliar dolar AS pada 2025.
  • Meski demikian banyak ancaman yang berpotensi ekonomi digital RI.
  • Kartika menyebut ancaman tersebut dapat mengganggu situs lembaga dan perusahaan.

Suara.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan transformasi digital di Indonesia saat ini berkembang pesat yang hingga 2024 lebih dari 220 juta masyarakat Indonesia telah terhubung ke internet.

"Ini menjadikan kita salah satu komunitas digital terbesar di dunia. Nilai ekonomi digital Indonesia bahkan diperkenalkan mencapai 109 miliar dolar AS pada 2025, terbesar di Asia Tenggara," ujar Kartika dalam acara Digital Resilience Summit 2025 di Gedung Peruri, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Di balik potensi tersebut, lanjut Kartika, banyak ancaman, perubahan, dan resiko yang timbul seperti serangan siber kian masif yang menargetkan seluruh sektor strategis, seperti perbankan, kesehatan, energi, hingga pemerintahan. Kartika menyebut ancaman tersebut dapat mengganggu situs lembaga dan perusahaan yang berpotensi menimbulkan resiko reputasi dan risiko keuangan.

"Kita sepakat membangun ekosistem digital dan infrastrukturnya bersama-sama. Jadi kita harus lebih siap dari serangan yang terjadi di masa depan," ucap Kartika.

Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya mengatakan Digital Resilience Summit 2025 adalah platform strategis untuk memposisikan PERURI sebagai pemimpin dalam ekosistem teknologi dan keamanan siber Indonesia serta sebagai pionir dalam transformasi digital yang lebih aman dan efisien. Dwina menyampaikan Perkembangan teknologi yang sangat pesat, khususnya di bidang keamanan siber, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi kuantum, menghadirkan tantangan sekaligus peluang besar bagi berbagai sektor.

"Era disrupsi digital yang kompleks dan penuh risiko ini menuntut pendekatan strategis serta kolaboratif lintas sektor untuk memperkuat ketahanan digital nasional," ujar Dwina.

Dalam upaya mendorong kolaborasi lintas sektor di era transformasi digital, ucap Dwina, Peruri yang bergerak bidang teknologi keamanan tinggi bersama PT Xynexis International menghadirkan forum strategis tingkat nasional yang mempertemukan pemimpin sektor publik, industri, dan teknologi untuk membahas serta merumuskan langkah nyata menghadapi era transformasi digital yang disruptif.

"Summit ini menjadi simbol komitmen kolektif dalam membangun kesiapan digital Indonesia yang inklusif, inovatif, dan tangguh," lanjut Dwina.

CEO PT Xynexis International Eva Noor menyampaikan acara bertajuk "Integrating Cybersecurity, AI, Quantum & Privacy for Enterprise Resilience" akan membahas cara-cara untuk meningkatkan ketahanan digital di Indonesia melalui kolaborasi antara sektor publik dan swasta, serta inovasi dalam teknologi canggih. Eva mengatakan Xynesis bersama PERURI memandang ketahanan digital Indonesia menjadi fokus utama dalam meningkatkan nilai kompetitif digital Indonesia di kancah global.

Baca Juga: Wamen BUMN Ungkap Bahayanya ChatGPT, Bisa Susun Kebijakan Pemerintah

"Keamanan siber atau teknologi AI ada peluang, ada ancaman juga. Jadi kita mau tahu sejauh mana Indonesia sudah siap," ucap Eva.

Eva menyampaikan terdapat empat topik utama dalam acara ini mulai dari AI, serangan siber, quantum, dan privasi data. Eva menyebut empat isu tersebut harus dikerjakan secara bersama dan saling terintegrasi.

"Tujuan utama kita berkumpul dua hari ini semoga bisa jadi satu forum sehingga pemerintah, akademisi, industri, komunitas, bisa saling berbagi dan berdiskusi untuk mencari solusinya supaya Indonesia ini bisa punya ketahanan digital," kata Eva.

Deputi II Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Mayor Jenderal TNI, Bondan Widiawan juga berkesempatan menyampaikan informasi di acara ini sebagai bentuk dukunga terhadap jalannya kegiatan ini. “Transformasi digital adalah sebuah keharusan, bukan pilihan, jika kita tidak mengikuti perkembangan ini, kita akan ketinggalan relevansi. Quantum adalah sebuah teknologi masa depan yang menggunakan algoritma yang berbeda, yang tahan dari serangan-serangan cyber” ucap Bondan.

Budiman Sudjatmiko, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan juga menambahkan, “Indonesia perlu bertransformasi dari bangsa penikmat teknologi menjadi bangsa penghasil teknologi, untuk menciptakan ekosistem inovasi di bidang teknologi serta mengembangkan data sebagai sumber daya penting untuk kemajuan bangsa.” katanya.

Asal tahu saja Peruri, bersama Xynexis, menyelenggarakan Digital Resilience Summit 2025, sebuah acara eksklusif yang diadakan pada 10–11 September 2025 di Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mengumpulkan para pemimpin industri, pembuat kebijakan, dan pakar teknologi guna membahas isu-isu paling penting terkait Cyber Security, Artificial Intelligence (AI), Quantum Computing, dan Privasi Data.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI