Wamen BUMN Ungkap Bahayanya ChatGPT, Bisa Susun Kebijakan Pemerintah

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 10 September 2025 | 15:00 WIB
Wamen BUMN Ungkap Bahayanya ChatGPT, Bisa Susun Kebijakan Pemerintah
Ilustrasi ChatGPT (Freepik/frimufilms)
Baca 10 detik
  • AI Seperti ChatGPT Jadi Ancaman Nyata Bagi Sebagian Profesi
  • ChatGPT Bisa Susun Kebijakan Pemerintah
  • Perlu Regulasi Penggunaan AI Agar Tidak Disalahgunakan

Suara.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebut kehadiran Artificial Intelligence (AI), seperti ChatGPT memberikan ancaman nyata bagi profesi pekerjaan.

Pria yang akrab disapa Tiko ini menyebut, adanya ChatGPT saat ini bisa membuat proposal hingga konsultasi bisnis. Sehingga, profesi konsultan bisnis akan semakin tersisih.

"ChatGPT 5 ini bisa memusnahkan konsultan. Karena dengan ChatGPT 5 kita tidak perlu konsultan lagi, kita bisa bikin proposal, bisa nanya segala macam dan keluar jawabannya sangat detail dan terstruktur," ujarnya di Kantor Peruri, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Wamen BUMN Tiko Kartika Wirjoatmodjo (tengah). [Suara.com/Achmad Fauzi].
Wamen BUMN Tiko Kartika Wirjoatmodjo (tengah). [Suara.com/Achmad Fauzi].

Menurut Tiko, tidak hanya konsultasi bisnis, kebijakan pemerintah bisa dibuat dari ChatGPT, bahkan juga bisa untuk menyusun keterangan tertulis terhadap awak media.

"Jadi bisnis konsultan bisa hilang gara-gara ChatGPT 5. Bisa dicoba tuh, proposal bisnis, bahkan membuat kebijakan pemerintah. Mungkin ke depan nyusun PR press pun bisa nanya ChatGPT juga," ucapnya.

Mantan Bos Bank Mandiri ini menyebut, kecanggihan ini harus disiasati oleh pemerintah, agar Gen-Z dan Gen-Alpha tidak salah dalam penggunaannya. Dia mengakui, penggunaan AI memang harus diregulasi ke depan.

"Jadi memang penggunaan AI ini harus diatur dengan etika dan dengan satu regulasi yang tepat supaya melindungi masyarakat, tadi dengan berbagai tantangan security maupun fake news, tapi juga bagaimana memanfaatkan AI dengan tepat. Karena kita harus sadar bahwa generasi nanti yang lahir di dunia AI ini, pasti brainnya akan berkembang dengan cara yang berbeda," ucapnya.

Tiko menambahkan, kehadiran AI juga bisa membuat generasi berbeda dibandingkan masa kini. Sehingga, generasi ke depan ketergantungan dengan AI untuk melakukan hal apapun.

"Jadi ini akan membangun manusia-manusia Indonesia yang berbeda dengan manusia yang speknya seperti kita ini. Jadi bagaimana ini nanti kita atur sehingga tidak kemudian merusak bagaimana pola pikir dan pola kerja dari generasi berikutnya," pungkasnya.

Baca Juga: BUMN Mulai Adopsi Open Source untuk Ekspansi Bisnis

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI