-
AI berpotensi tingkatkan pengangguran di industri teknologi
-
Mayoritas profesional teknologi kini gunakan AI di pekerjaan
-
AI menyulitkan pekerja pemula dapatkan pekerjaan
Suara.com - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence bakal terus meningkatkan penggangguran di Industri teknologi.
Lantaran, mayoritas pekerja di industri teknologi menggunakan kecerdasan buatan dalam pekerjaan mereka untuk tugas-tugas seperti menulis.
Salah satunya, memodifikasi kode dalam penggunaan AI yang tidak perlu menggunakan kemampuan manusia.
Dilansir dari CNN International, ada 5.000 tanggapan dari para profesional teknologi di seluruh dunia menemukan bahwa 90% responden menggunakan AI dalam pekerjaan mereka, naik 14 persen dari tahun lalu.

Temuan ini muncul ketika kebangkitan AI telah memicu berbagai kekhawatiran, sensasi, dan janji tentang bagaimana teknologi tersebut dapat memengaruhi lapangan kerja dan perekonomian.
CEO Anthropic, Dario Amodei mengatakan AI dapat menyebabkan lonjakan pengangguran. Ini menjadi sebuah sentimen yang membuat banyak orang kesulitan mendapatkan pekerjaan.
"Beberapa data menunjukkan bahwa semakin sulit bagi pekerja tingkat pemula untuk mendapatkan pekerjaan di bidang rekayasa perangkat lunak, sebuah tren yang muncul di tengah gelombang PHK di industri teknologi," katanya.
Saat ini, tingkat pengangguran untuk lulusan ilmu komputer dan teknik komputer baru-baru ini sekarang lebih tinggi. Angka ini naik dibandingkan bidang-bidang seperti sejarah seni dan bahasa Inggris.
Apalagi, daftar pekerjaan untuk peran teknik perangkat lunak di Indeed turun hingga 71 persen antara Februari 2022 dan Agustus 2025.
Baca Juga: Wamen Nezar Ungkap 4 Fokus dalam Peta Jalan Pengembangan AI di Indonesia
Sementara itu, Senior Director Of Product Managemen Ryan J. Salva mengatakan bahwa sebagian besar tim di Google menggunakan AI. Apalagi, teknologi tersebut telah tertanam dalam segala hal, mulai dari cara dokumentasi ditulis hingga editor kode Google.
"AI dapat memecahkan masalah di berbagai sistem tetapi masih membutuhkan tinjauan manusia dan "banyak jaring pengaman," katanya