-
IHSG dibuka menguat ke 8.187 setelah sebelumnya konsolidasi wajar
-
Level 8.000 menjadi support kuat menahan tekanan jual asing
-
Data penjualan ritel Indonesia akan menjadi fokus dan katalis pasar
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menguat di awal perdagangan, Kamis 9 Oktober 2025. IHSG dibuka di zona hijau ke level 8.187.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.06 WIB, IHSG masih menghijau ke 8.177 atau naik 0,13 persen.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 3,14 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,40 triliun, serta frekuensi sebanyak 250.500 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 289 saham bergerak naik, sedangkan 2171 saham mengalami penurunan, dan 496 saham tidak mengalami pergerakan.
![Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/16/73909-ihsg-indeks-harga-saham-gabungan-bursa-efek-ilustrasi-bursa-ilustrasi-ihsg.jpg)
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, AALI, ADMR, ARKO, BBSI, BREN, CDAA, CITA, DNET, GEMS, GGRM, ITMG, LIFE.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Looser diantaranya, AADI, ANTM, BBCA, BBRI, CMRY, COIN, DATA, FILM, ICO, INDF, INPP, MGLV, NIKL.
Proyeksi IHSG
IHSG diperkirakan akan bergerak konsolidatif pada perdagangan Kamis (9/10/2025), setelah sebelumnya ditutup melemah tipis sebesar 0,04 persen ke level 8.166. Tekanan jual asing yang mencapai Rp494 miliar menjadi salah satu faktor pelemahan terbatas tersebut.
Mengutip riset harian Sapa Mentari BRI Danareksa Sekuritas, pelemahan IHSG pada sesi sebelumnya dinilai sebagai bagian dari konsolidasi wajar setelah penguatan signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: CDIA, WIRG dan TOBA Jadi Opsi Menarik di Tengah Proyeksi Penguatan IHSG Hari Ini
Level 8.000 disebut masih menjadi area support kuat yang mampu menahan tekanan jual di tengah ketidakpastian global.
"Pelemahan indeks pada sesi pertama perdagangan terlihat sebagai bentuk konsolidasi wajar setelah penguatan sebelumnya, di mana level 8.000 masih menjadi area support kuat yang berhasil bertahan," tulis tim riset BRI Danareksa Sekuritas dalam laporannya, Kamis (9/10/2025).
Dari pasar global, bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (8/10/2025) ditutup beragam. Indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,0026 persen ke level 46.601,78, sementara S&P 500 naik 0,58 persen ke level 6.753,72, dan Nasdaq menguat 1,12 persen ke level 23.043,38.
Penguatan di indeks teknologi dipicu optimisme terhadap prospek kinerja kuartal ketiga sejumlah perusahaan besar, meski pelaku pasar masih mencermati arah kebijakan suku bunga The Fed.
Dari dalam negeri, pelaku pasar diperkirakan akan mencermati rilis data penjualan ritel Indonesia yang menjadi indikator penting terhadap momentum konsumsi domestik. Kinerja konsumsi rumah tangga yang solid berpotensi menjadi katalis positif bagi sektor-sektor yang berorientasi domestik, terutama konsumsi, ritel, dan perbankan.
BRI Danareksa Sekuritas menilai data ini akan membantu memberikan arah bagi pergerakan IHSG dalam jangka pendek. Jika data menunjukkan peningkatan, pasar berpotensi kembali menguat dengan dukungan dari saham-saham berbasis konsumsi.