Suara.com - PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten pertambangan raksasa yang terafiliasi dengan Grup Bakrie dan Salim, mencuri perhatian pasar setelah secara resmi mengakuisisi mayoritas saham perusahaan tambang emas dan tembaga asal Australia, Wolfram Limited (WFL).
Transaksi ini dinilai sebagai langkah strategis BUMI untuk bertransformasi dan mengurangi ketergantungan pada batu bara.
Direktur Bumi Resources, RA Sri Dharmayanti, mengonfirmasi bahwa perseroan telah mengakuisisi 99,68 persen saham WFL pada 7 Oktober 2025 dengan nilai transaksi awal Rp696,78 miliar (setara AUD 63,30 juta).
Target kepemilikan penuh (100%) saham WFL akan dicapai pada November 2025 dengan total nilai transaksi keseluruhan mencapai Rp698,98 miliar.
Berikut adalah 4 Fakta Kunci di balik langkah agresif BUMI mengakuisisi perusahaan tambang di Australia:
1. Diversifikasi Bisnis ke Mineral Kritis (Emas & Tembaga)
Fakta utama di balik akuisisi ini adalah upaya BUMI untuk melakukan diversifikasi usaha di luar sektor batu bara.
Presiden Direktur BUMI Resources, Adika Nuraga Bakrie, menyatakan langkah ini sejalan dengan rencana transformasi perseroan menuju mineral strategis dan mineral kritis, mengikuti tren permintaan global.
Melalui Wolfram Limited, BUMI memperoleh akses langsung terhadap potensi produksi emas dan tembaga dalam jangka pendek. Diversifikasi ini diharapkan dapat berkontribusi positif pada profil pendapatan perusahaan di masa depan.
Baca Juga: Terlihat Biasa, Nagita Slavina Enteng Beli Jepit Rambut Seharga Motor Bekas
2. Katalis Rebound Laba Berkat Efisiensi Royalti
Langkah korporasi ini hadir di tengah sentimen positif lainnya bagi BUMI. Meskipun fokus pada akuisisi emas, bisnis batu bara BUMI juga mendapat dorongan kuat.
Reformasi struktur royalti Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) mengubah tarif royalti batu bara turun dari 28 persen menjadi 19 persen.
Perubahan struktural ini akan meningkatkan efisiensi margin perusahaan. Sucor Sekuritas memproyeksikan laba bersih BUMI akan mengalami rebound sebesar 14 persen menjadi USD72 juta pada tahun 2026, didukung oleh stabilnya harga batu bara dan turunnya biaya bahan bakar.
3. Sinyal Teknikal Saham Bullish Reversal
Keputusan akuisisi ini disambut baik oleh pasar, yang tercermin dari pergerakan harga saham BUMI. Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai saham BUMI menunjukkan sinyal teknikal yang positif, ditandai dengan munculnya pola pembalikan tren yang kuat (bullish reversal).