Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!

Rabu, 08 Oktober 2025 | 11:06 WIB
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
Bank Dunia menyebut BUMN di Tanah Air cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan swasta yang bergerak di sektor manufaktur yang sama. Foto Ist.
Baca 10 detik
  • Bank Dunia menyebut BUMN di Tanah Air cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah.
  • Hal itu terungkap dari laporan terbaru Bank Dunia.
  • Laporan tersebut secara implisit menyarankan perlunya reformasi besar-besaran. 

Suara.com - Bank Dunia (World Bank) memberikan sorotan tajam terhadap dominasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia.

Dalam laporan terbarunya, East Asia and the Pacific Economic Update edisi Oktober 2025, Bank Dunia menyebut BUMN di Tanah Air cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan swasta yang bergerak di sektor manufaktur yang sama.

Kritik ini menggarisbawahi tantangan besar bagi pemerintahan dalam meningkatkan daya saing ekonomi secara keseluruhan.

"Di Indonesia, BUMN cenderung menunjukkan produktivitas yang lebih rendah daripada perusahaan swasta di sektor manufaktur yang sama," tulis laporan tersebut.

Laporan tersebut secara implisit menyarankan perlunya reformasi besar-besaran. Menurut Bank Dunia, langkah-langkah seperti membuka perdagangan, memperluas kompetisi, dan mengurangi dominasi BUMN serta perusahaan yang terafiliasi dengan pemerintah akan sangat krusial bagi daya saing dan ketahanan ekonomi Indonesia.

Bank Dunia menyoroti bahwa peningkatan produktivitas lapangan kerja sangat vital bagi sebagian besar perekonomian di Asia Timur dan Pasifik. Produktivitas tenaga kerja di kawasan ini masih relatif rendah, bahkan di bawah rata-rata global (kecuali China dan Malaysia).

Masalah produktivitas ini semakin diperparah oleh pergeseran pola ketenagakerjaan. Bank Dunia mencatat adanya anomali dalam transformasi ekonomi dimana lapangan kerja justru bergeser dari pertanian (yang berproduktivitas rendah) bukan menuju industri berproduktivitas tinggi, melainkan ke pekerjaan berproduktivitas rendah di sektor jasa.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI