Manajemen DADA sendiri telah mengambil sikap resmi.
Melalui keterbukaan informasi pada 30 September 2025, Perseroan menegaskan bahwa mereka tidak memiliki informasi atau fakta material yang belum diungkap ke publik terkait dengan volatilitas harga saham yang terjadi.
Hal ini menguatkan bahwa gejolak harga fantastis yang terjadi setelahnya murni didorong oleh rumor spekulatif di kalangan pelaku pasar.
Di tengah lonjakan harga yang eksplosif, data bursa juga mengungkap adanya aktivitas penjualan signifikan dari pemegang saham utama. PT Karya Permata Inovasi Indonesia secara aktif melepas kepemilikannya di DADA dalam 21 kali kesempatan sepanjang Juli hingga 29 September 2025.
Aksi jual ini menyebabkan kepemilikan Karya Permata menyusut dari 65,96% menjadi 58,57%, sebuah sinyal yang perlu dicermati investor di tengah rumor masuknya pemodal baru.
Secara fundamental, beberapa pihak menilai DADA masih memiliki valuasi yang rendah (undervalued), dengan harga saham yang dianggap masih di bawah nilai buku.
Meskipun demikian, potensi pertumbuhan signifikan yang diproyeksikan (seperti target Rp14.000) sangat bergantung pada kemampuan manajemen memperbaiki kinerja keuangan dan merealisasikan mitra strategis, bukan semata-mata pada rumor yang belum terkonfirmasi.
Kontributor : Rizqi Amalia
Baca Juga: IHSG Terus Menguat di Sesi Pertama, Perdamaian Israel-Hamas Jadi Katalis?