Bank Indonesia Siaga Jaga Rupiah, Pelemahan Bersifat Temporer

Jum'at, 07 November 2025 | 13:27 WIB
Bank Indonesia Siaga Jaga Rupiah, Pelemahan Bersifat Temporer
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny di Gedung BI, Jumat (7/11/2025). [Suara.com/Rina]
Baca 10 detik
  • BI menegaskan pelemahan rupiah bersifat sementara dan akan dijaga stabil melalui berbagai intervensi pasar.

  • Bank Indonesia aktif menggunakan DNDF, NDF, dan pembelian SBN untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

  • Rupiah berpotensi menguat seiring pertumbuhan ekonomi stabil, inflasi rendah, dan cadangan devisa besar

Suara.com - Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk tetap menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar.

Pasalnya, selama sepekan mata uang garuda Indonesia terus mengalami pelemahan.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan bahwa pelemahan rupiah ini bersifat temporer.

Meskipun, rupiah sudah menyentuh level Rp 16.700 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Selama perkembangan dan pergolakannya manageble ini sifatnya temporer ini kita akan menjaga ini membawa rupiah lebih kondusif," katanya di Gedung BI, Jumat (7/11/2025).

Untuk itu, Bank Indonesia selalu berkomitmen menstabilkan Rupiah. Salah satunya melakukan intervensi di pasar keuangan dalam menjaga rupiah dipercayai investor.

Bank Indonesia [Antara]
Bank Indonesia [Antara]

"BI komit untuk menjaga rupiah stabil dan punya kecenderungan menguat," katanya.

BI pun intervensi di Domestik Non-Delivarable Forward (DNDF), dan juga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Maupun di pasar luar negeri, yaitu di kawasan Asia, Eropa, dan Amerika Serikat secara terus-menerus lewat intervensi Non-Delivarable Forward (NDF).

"Oleh sebab itu BI akan tetap selalu di market dengan memaksimalkan instrumen yang ada sekarang dipasar spot, pasar NDF, di pasar DNDF dan opsi pembelian sbn sekunder dalam menjaga pergerakan rupiah tetap stabil," ujarnya.

Baca Juga: Rupiah Loyo di Tengah Kuatnya Dolar AS, RUU Redenominasi Jadi Sorotan

BI pun percaya Rupiah akan menguat dengan faktor pertumbuhan ekonomi yang semakin stabil.

Apalagi, cadangan devisa yang masih besar menjadi daya tarik di pasar Surat Berharga Negara (SBN)

"Seperti pernyataan Gubernur BI, kita punya pertumbuhan ekonomi yang bagus bagi sebuah emerging market dan punya inflasi rendah dan stabil. Kita punya cadev yang cukup dan daya tarik pasar SBN masih ada dan berpotensi dan perlu ditegaskan adalah prospek ekonomi ke depan masih sangat besar terus berkembang terutama di sisi pertumbuhan," tandasnya.

Sebagai informasi, nilai tukar Rupiah dibuka melemah pada pagi hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Jumat (7/11/2025) dibuka di level Rp 16.711 per Dolar Amerika Serikat (AS).

Hal ini membuat Rupiah lemas 0,04 persen dibanding penutupan pada Kamis yang berada di level Rp 16.701 per Dolar AS.

Beberapa juga terjadi pada mata uang Asia yang bergerak bervariasi terhadap Dolar.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI