- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup sedikit melemah pada sesi pertama.
- Sektor Properti, Energi, dan Bahan Baku tampil perkasa.
- Tekanan jual pada saham big cap perbankan dan telekomunikasi.
Suara.com - Pasar modal Indonesia mengakhiri sesi perdagangan pertama hari ini dengan dinamika yang sangat kontras, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau bergerak terbatas dan ditutup sedikit melemah.
Meskipun sentimen beli terlihat kuat di saham-saham sektor tertentu, tekanan jual yang masif pada saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) membuat laju IHSG tertahan.
Pergerakan pada sesi I ini mencerminkan adanya divergensi yang tajam antara investor yang memilih mengamankan keuntungan pada saham blue chip melawan mereka yang berani memburu harga di saham-saham second liner dan cyclical.
Tiga Sektor Tampil Perkasa, Properti Pimpin Reli
Penyelamat utama IHSG dari pelemahan yang lebih dalam di sesi pertama datang dari tiga sektor yang tampil perkasa. Sektor Properti dan Real Estate (IDXPROP) mencatatkan kenaikan tertinggi dengan melesat +2.33%.
Menyusul di belakangnya adalah Sektor Energi (IDXENER) yang naik +1.11%, dan Sektor Bahan Baku (IDXBASIC) yang menguat +0.80%.
Kenaikan spektakuler di sektor Properti tidak lepas dari kontribusi saham-saham penggerak utamanya, di mana UANG melonjak signifikan +24.41% dan MPRO melesat +16.39%. Keduanya menjadi motor pendorong bersama dengan pengembang besar seperti PANI (+1.06%), CTRA (+1.16%), dan BSDE (+0.52%).
Sementara itu, sektor Energi dipimpin oleh penguatan solid dari emiten batu bara dan pertambangan. Saham PTRO menjadi salah satu pendorong utama dengan kenaikan +3.69%, diikuti oleh BUMI yang naik +3.65% dan DSSA dengan kenaikan +2.72%. Di sektor Bahan Baku, saham-saham seperti BRPT (+2.12%) dan AMMN (+1.83%) menjadi penopang utama penguatan indeks sektoral.
Big Cap Jadi Beban: Bank dan BUMN Telekomunikasi Tertekan
Baca Juga: Cara Transaksi Saham Antar Akun RDN Sekuritas
Di sisi lain, tekanan terhadap IHSG dipicu oleh aksi jual yang merata pada lima saham blue chip dengan kapitalisasi pasar terbesar, yang terdaftar sebagai Top Lagging Movers. Tekanan terbesar datang dari sektor perbankan dan telekomunikasi.
Dua bank Big Four tercatat menjadi penekan utama: BBCA ditutup turun -1.18% dan BMRI melemah -0.84%. Dua raksasa ini, dengan bobot yang sangat besar di IHSG, mampu menahan laju indeks keseluruhan.
Selain itu, tekanan juga datang dari sektor non-siklikal yang diwakili oleh TLKM (-1.12%) dan saham energi baru terbarukan BREN yang turun -1.26%. Kendaraan heavyweight seperti ASII juga turut menekan indeks dengan pelemahan -0.78%.
Fenomena ini menguatkan pandangan bahwa: "Divergensi pergerakan saham di sesi pertama ini menunjukkan bahwa sentimen bottom fishing mulai marak di saham-saham second liner, sementara big cap masih dibayangi aksi profit taking."
Sesi pertama hari ini juga diwarnai dengan lonjakan volume dan nilai transaksi pada saham-saham yang dikenal memiliki volatilitas tinggi.
Dari sisi nilai transaksi (Top Value), saham sektor energi dan bahan baku mendominasi, seperti BUMI dan PTRO yang mencatatkan nilai transaksi tertinggi.
Namun, dari sisi volume (Top Volume), saham bank kecil BBKP menarik perhatian besar setelah melesat +16.18%, menunjukkan adanya minat spekulatif yang tinggi pada saham gocapan.
Sementara itu, lima saham pencetak keuntungan tertinggi (Top Gainers) semuanya melesat di atas 24%. SWID memimpin dengan kenaikan tertinggi +30.43%, diikuti oleh CSIS dan MORA yang sama-sama naik +25.00%. Lonjakan fantastis ini menunjukkan bahwa para investor ritel berani mengambil risiko tinggi untuk mengejar keuntungan maksimal di pasar.
Sebaliknya, tekanan jual yang parah terlihat pada daftar Top Losers, dipimpin oleh KOBX yang ambles -10.19% dan BSWD yang terkoreksi -10.00%.
Secara keseluruhan, sektor yang paling tertekan adalah Sektor Industri (IDXINDUS) yang turun -0.89%, dan Sektor Teknologi (IDXTECH) yang melemah -0.33%, mencerminkan bahwa meskipun ada rally di sektor properti dan energi, pelemahan di sektor-sektor defensive dan teknologi membuat sentimen pasar secara umum masih diselimuti kekhawatiran.
Investor disarankan untuk tetap mencermati perkembangan sentimen global dan laporan keuangan emiten di sesi kedua perdagangan hari ini.