- Menteri Hanif sebut RI akan memimpin pengoperasian ITPC.
- Lembaga ini merupakan pusat komando global untuk menjaga lahan gambut.
- Gambut tropis di Indonesia dikenal sebagai "gudang karbon raksasa" di bawah tanah.
Suara.com - Indonesia kembali mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin kunci dalam isu perubahan iklim global. Kali ini, fokusnya diarahkan pada penyelamatan gambut, tanah basah tropis yang menyimpan rahasia masa depan bumi.
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, mengumumkan di forum COP30 bahwa Indonesia akan mengambil peran sentral dengan memimpin pengoperasian International Tropical Peatland Center (ITPC), sebuah pusat komando global untuk menjaga lahan gambut.
Gambut tropis di Indonesia dikenal sebagai "gudang karbon raksasa" di bawah tanah, menyimpan miliaran ton emisi yang terkunci rapat. Jika lahan ini mengering atau terbakar, karbon tersebut akan lepas ke atmosfer, memicu percepatan pemanasan global. ITPC dibentuk Indonesia bersama negara-negara lain untuk mencegah skenario buruk tersebut terjadi.
"ITPC bukan sekadar pusat penelitian ini adalah jembatan nyata antara ilmu, pendanaan, dan komunitas untuk melindungi miliaran ton karbon yang tersimpan dalam gambut tropis," jelas Menteri Hanif dalam keterangannya.
Keputusan Indonesia memimpin ITPC didukung oleh rekam jejak yang mengesankan. Indonesia telah membuktikan keseriusannya di lapangan diantaranya hingga akhir 2024, Indonesia berhasil memulihkan lebih dari 4,15 juta hektar lahan gambut, yang setara dengan lebih dari lima kali luas DKI Jakarta.
Penerapan ribuan alat pengukur air, sekat kanal untuk menjaga kelembaban, hingga program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) yang memberdayakan masyarakat lokal untuk menjaga gambut sambil meningkatkan ekonomi mereka.
Di bawah kepemimpinan Indonesia, ITPC akan berfungsi sebagai hub strategis untuk mengumpulkan data riset global, membuka akses ke pendanaan internasional dan pasar karbon untuk biaya restorasi, dan memastikan komunitas lokal yang menjadi garda terdepan mendapatkan pelatihan serta dukungan.
Menteri Hanif menekankan bahwa ITPC adalah model South-South cooperation (kerja sama antarnegara berkembang) yang konkrit. Tujuannya untuk mengubah gambut yang rentan menjadi aset berkelanjutan yang melindungi bumi dan menyejahterakan masyarakat.
Baca Juga: Peneliti: Pemanasan Arktik dan Antartika Bisa Picu Gelombang Penyakit di Dunia