- Pembangunan fisik Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan telah mencapai progres 96,97 persen, mulai produksi LPG sejak 17 September lalu.
- Proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi kilang menjadi 360 ribu barel per hari, dengan produk akhir memenuhi standar kualitas Euro 5.
- Fasilitas RFCC ditargetkan rampung pada tahun 2025 untuk menghasilkan produk seperti gasolin, LPG, propilen, dan solar, meningkatkan kompleksitas kilang.
Suara.com - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan Kilang Balikpapan yang dibangun lewat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) telah hampir rampung.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Adityawarman mengungkap pembangunan fisiknya telah mencapai 96,97 persen.
"Saat ini sebagai informasi bahwa progres fisik pelaksanaan proyek RDMP Balikpapan sudah mencapai 96,97 persen dan juga sudah mulai memproduksikan LPG dari Saturated LPG Treater mulai 17 September lalu," kata Taufik saat rapat dengar pendapat dengan Komisi XII yang dikutip, Selasa (17/11/2025).
![Salah satu kilang minyak yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional. [ist].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/13/15561-kilang-minyak-pertamina-kpi.jpg)
Dijelaskannya tujuan dari pembangunan RDMP Balikpapan untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 100 ribu barel per hari. Dengan peningkatan itu, RDMP Balikpapan nantinya dapat memproduksi 360 ribu barel per hari dari sebelumnya 260 ribu barel.
"Kemudian kompleksitasnya menjadi 8 Nelson Complexity Index dan juga kualitas produk pada akhirnya nanti akan menjadi Euro 5 atau 10 ppm kandungan sulfurnya," kata Taufik.
Sementara untuk proses commissioning sejumlah fasilitas seperti unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) ditargetkan rampung pada tahun ini.
"Insha Allah di 2025 ini akan mulai memproduksikan produk-produk dari RFCC dimana ada gasolin, kemudian LPG, kemudian propilin dan juga ada disel," kata Taufik.
Di sisi lain, Taufik menyebut Kilang Pertamina Internasional juga fokus pada pengadaan pengadaan feedstock (minyak mentah) demi menjaga profitabilitas kilang.
Termasuk memaksimalkan serapan minyak mentah domestik lewat koordinasi dengan Kementerian ESDM dan SKK Migas.
Baca Juga: Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
"Ini juga akan membantu untuk menurunkan alpha daripada crude oil sebagai intake kita dari porsi yang diimpor melalui kargo," pungkas Taufik.
Untuk diketahui, pengembangan Kilang Balikpapan itu akan meningkatkan nilai kompleksitas. Indeks kompleksitas (Nelson Complexity Index) akan menjadi 8, yang menandakan kemampuannya untuk menghasilkan varian produk yang lebih beragam,
Produk BBM yang dihasilkan oleh kilang ini akan meningkat dari standar Euro II menjadi Euro V, menjadikan bahan bakar lebih bersih dan ramah lingkungan.
Selain BBM, kilang Balikpapan juga akan memperkuat produksi LPG dan produk petrokimia. Misalnya, kapasitas LPG diproyeksikan meningkat secara signifikan, dan kilang ini juga mampu menghasilkan propilen untuk sektor petrokimia.