- Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan menjadi 4,75 persen dan meminta bank segera menurunkan suku bunga kredit mereka.
- Permata Bank telah menurunkan suku bunga untuk kredit modal usaha dan terus mengamati tren pasar untuk penyesuaian lebih lanjut.
- Gubernur BI mempertimbangkan pemangkasan suku bunga acuan lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional lebih tinggi.
Suara.com - Bank Indonesia (BI) meminta agar perbankan untuk segera menurunkan suku bunga kreditnya. Lantaran, BI sudah memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebanyak 150 basis poin hingga mencapai 4,75 persen, angka terendah sejak 2022.
Division Head Consumer Lending Permata Bank, Haryanto mengatakan turut menurunkan suku bunga kredit di segmen tertentu.
Pihaknya, terus mengamati tren suku bunga yang ada di pasar dan bakal melakukan penyesuaian jika memang diperlukan.
"Kalau dari kami, kami terus mengamati tren untuk suku bunga yang ada di market," ujar Haryanto saat konferensi pers pameran otomotif GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 di Indonesia Convention Exhibition BSD, Jumat (21/11/2025).

Dia mengatakan saat ini, Permata Bank sudah mulai menurunkan suku bunga kredit untuk jenis kredit modal usaha. Salah satunya ada beberapa sektor kredit yang dilakukan adjustmentsesuai tren penurunan suku bunga acuan.
"Tergantung dari segmen masing-masing dan termasuk juga tergantung dari tingkat penurunan yang terjadi. Jadi, tidak bisa dipukul rata semua sama. Tapi, dari berbagai segmen itu, kami melakukan penyesuaian dan review secara menyeluruh," jelasnya.
Alasan Gubernur BI Minta Bank Turunkan Bunga
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan masih membuka opsi untuk melakukan pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate ke depannya.
Perry menjelaskan keputusan tersebut nantinya akan mempertimbangkan dua hal. Pertama, dengan prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen.
Baca Juga: Uang Beredar M2 RI Melambat di Oktober 2025: Likuiditas Makin Ketat?
Kedua, perlunya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Pasalnya, ekonomi RI saat ini masih di bawah kapasitas nasional, sehingga suku bunga acuan perlu diturunkan agar perekonomian terakselerasi.
"Oleh karena itu, mengenai arah suku bunga, penurunan suku bunga acuan ke depan, ya memang ada ruang penurunan suku bunga acuan BI lebih lanjut,” bebernya.
Saat ini, BI terus berkoordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terkait dengan pemberian spesial rate untuk suku bunga deposito.
Selain itu, dia menyebutkan, BI akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk mendorong permintaan kredit dari sektor riil.
Adapun pada Oktober 2025, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 7,36 persen. Posisi ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,7 persen.