- Industri properti Indonesia menunjukkan ketahanan solid sepanjang Kuartal III-2025 didukung kebijakan pemerintah seperti penurunan suku bunga.
- Data Pinhome mengonfirmasi pasar perumahan mengalami pertumbuhan positif meskipun terdapat stagnasi di beberapa wilayah tertentu.
- PT Lippo Karawaci Tbk mencatat pra-penjualan Rp4,02 triliun didorong oleh minat tinggi pada hunian terjangkau dan premium.
Suara.com - Meski masih menghadapi tekanan ekonomi, industri properti Tanah Air menunjukkan ketahanan yang solid sepanjang Kuartal III-2025.
Data terbaru Pinhome melalui Pinhome Home Sell Index (PHSI) dan Pinhome Home Rental Index (PHRI) mengonfirmasi bahwa pasar perumahan di berbagai kota masih mencatatkan pertumbuhan positif.
Pinhome mencatat, meski terdapat stagnasi dan koreksi harga di beberapa wilayah akibat melemahnya daya beli, sentimen konsumen, serta dinamika sosial, sebagian besar kota tetap mengalami kenaikan harga secara bertahap. Kondisi ini menggambarkan pasar yang adaptif dan mampu bertahan di tengah ketidakpastian.
CEO Founder Pinhome Dayu Dara Permata menegaskan bahwa resiliensi pasar properti didukung kuat oleh kebijakan pemerintah.

"Kebijakan seperti penurunan suku bunga dan insentif PPN menjadi penopang utama stabilitas pasar," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Ia menambahkan, menjelang akhir tahun, arah pasar diperkirakan mulai menunjukkan perbaikan seiring konsolidasi yang terjadi.
"Kombinasi antara kepercayaan pasar dan pelonggaran likuiditas ini berpotensi mempercepat pertumbuhan permintaan, sekaligus menjaga stabilitas harga di tengah kondisi ekonomi yang masih dinamis," ungkap Dayu.
Injeksi likuiditas Rp 200 triliun ke bank-bank BUMN disebut sebagai pemicu penting dalam mendorong pemulihan permintaan, khususnya di segmen rumah terjangkau dan menengah.
Di tengah dinamika pasar, kinerja sektor pengembang justru menunjukkan tren menggembirakan. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melaporkan capaian pra penjualan sebesar Rp 4,02 triliun hingga Kuartal III-2025, atau setara 64 persen dari target tahunan.
Baca Juga: Investasi Aset Properti Cuma Modal Rp 10 Ribu? Begini Caranya
Lonjakan ini dipicu oleh tingginya minat pada hunian tapak terjangkau dan premium, yang berkontribusi hingga 70 persen terhadap total pra penjualan.
Dua proyek andalan, yakni Park Serpong tahap 4 & 5 serta Metropolis Marq Estate di Kota Tangerang, menjadi motor utama penjualan berkat permintaan dari first-time buyers maupun end-user yang mencari hunian berkualitas berdaya investasi tinggi.
Secara finansial, segmen real estat LPKR tumbuh impresif dengan pendapatan meningkat 74 persen year-on-year menjadi Rp 5,5 triliun, ditopang oleh serah terima unit yang tepat waktu. EBITDA mencapai Rp 843 miliar, mencerminkan efisiensi operasional yang semakin optimal.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, LPKR membukukan pendapatan Rp 6,51 triliun, EBITDA Rp 997 miliar, dan laba bersih setelah pajak (NPAT) Rp 368 miliar. Perseroan juga menjaga likuiditas yang kuat di angka Rp 2,2 triliun, menegaskan pengelolaan keuangan yang konservatif dan sehat.
CEO Grup Lippo Indonesia John Riady, mengatakan hasil kinerja ini didukung oleh serah terima produk tepat waktu dan strategi bisnis yang disiplin.
Ia melanjutkan, kombinasi produk hunian terjangkau dan premium menjadi strategi yang efektif dalam memperkuat struktur permodalan.