- Nilai tukar rupiah parkir di level Rp16.663 per dolar AS, menguat 0,07 persen.
- Meski menguat tipis, rupiah tetap mencatatkan arah positif di tengah pergerakan beragam mata uang Asia.
- Sebaliknya, sejumlah mata uang Asia tersungkur.
Suara.com - Nilai tukar rupiah menutup awal pekan dengan sentuhan penguatan. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah pada perdagangan Senin (1/12/2025) parkir di level Rp16.663 per dolar AS, menguat 0,07 persen dibanding penutupan Jumat di Rp16.675 per dolar AS.
Meski menguat tipis, rupiah tetap mencatatkan arah positif di tengah pergerakan beragam mata uang Asia. Yen Jepang menjadi bintang sore ini dengan lonjakan 0,52 persen, disusul baht Thailand yang naik 0,42 persen. Mata uang regional lain ikut menguat: dolar Singapura (0,09 persen), ringgit Malaysia (0,04 persen), serta peso Filipina (0,12 persen).
Sebaliknya, sejumlah mata uang Asia tersungkur. Won Korea melemah 0,07 persen, yuan China terdepresiasi 0,03 persen, sementara dolar Hong Kong dan dolar Taiwan terkoreksi masing-masing 0,04 persen dan 0,13 persen terhadap dolar AS.
Research and Development ICDX, Taufan Dimas Hareva, menjelaskan bahwa penguatan rupiah tak lepas dari semakin kuatnya keyakinan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga.
“Ekspektasi penurunan suku bunga membuat tekanan terhadap dolar AS mereda, sehingga investor global kembali beralih ke aset negara berkembang, termasuk rupiah yang menawarkan prospek return lebih menarik,” ujar Taufan saat dihubungi.
Dari dalam negeri, ia menilai kondisi ekonomi yang stabil serta langkah aktif Bank Indonesia (BI) menjaga likuiditas menjadi faktor penyokong rupiah.
“Kombinasi permintaan valuta asing yang terkendali dan pasokan rupiah yang memadai turut memperkuat mata uang domestik,” tandasnya.