- Harga minyak dunia menguat pada Jumat, 5 Desember 2025, didorong prospek pemangkasan suku bunga The Fed.
- Kenaikan harga ini dipicu ketegangan AS-Venezuela dan terhentinya perundingan damai yang berlangsung di Moskow.
- Brent naik menjadi USD 63,32 dan WTI mencapai USD 59,71 per barel akibat sentimen pasar tersebut.
Suara.com - Harga minyak dunia menguat pada pembukaan pasar, Jumat, 5 Desember 2025. Kenaikan ini dipicu oleh 3 faktor yaitu, perkiraan pemangkasan suku bunga Federal Reserve, meningkatnya ketegangan AS-Venezuela, dan terhentinya perundingan damai di Moskow.
Mengutip dari Investing.com, harga minyak mentah Brent naik 6 sen atau 0,9 persen menjadi USD 63,32 per barel.
Sementara mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 4 sen, atau 0,07 persen, menjadi USD 59,71 per barel.
![Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/01/22/o_1a9j7gdg531d1g58fn15p210ska.jpg)
Berdasarkan survei yang dilakukan Reuters pada 28 November- 4 Desember terhadap para ekonom, diperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan.
Disebutkan penurunan suku bunga akan merangsang pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Di sisi lain, pasar mengkhawatirkan potensi serangan militer Amerika Serikat (AS) ke Venezuela. Kekhawatiran itu muncul usai pernyataan Presiden AS, Donald Trump yang akan mengambil tindakan untuk menghentikan peredaran narkoba dari Venezuela.
Rystad Energy, perusahaan riset dan intelijen energi global memandang langka Trump itu bisa membahayakan produksi minyak mentah Venezuela sebesar 1,1 juta barel per hari, yang sebagian besarnya dipasok ke China.
Selain itu, harga minyak dunia yang menguat, juga dipicu kegagalan perdamaian antara Ukraina dengan Rusia. Dilaporkan perundingan perwakilan AS di Moskow tidak menemui titik temu.
Baca Juga: Serangan Ukraina Tunda Perdamaian, Harga Minyak Dunia Menguat