Curhat Disebut Mister Menteri Etanol, Bahlil: Epen kah?

Selasa, 09 Desember 2025 | 07:30 WIB
Curhat Disebut Mister Menteri Etanol, Bahlil: Epen kah?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadila pada agenda '40 BIG Conference 2025 bertajuk Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi' di Jakarta pada Senin (8/12/2025). [Suara.com/Yaumal]
Baca 10 detik
  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menerima kritik terkait upaya menekan impor BBM melalui penerapan bioetanol.
  • Kebijakan mandatori biodiesel bertujuan memanfaatkan sumber daya domestik sesuai arahan Presiden Prabowo.
  • Kritikan datang dari pihak importir BBM dan karena kurangnya penjelasan utuh mengenai bioetanol.

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadila, mengaku mendapatkan banyak kritikan ketika berupaya menekan impor BBM, salah satunya dengan menerapkan bioetanol.

Akibat kebijakan itu, Bahlil mengaku disebut sebagai Master Menteri Etanol.

"Di mana-masa saya dibilang sebagai Mister Menteri Etanol. Epen kah? Emang penting," kata Bahlil dalam sambutannya pada agenda '40 BIG Conference 2025 bertajuk Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi' di Jakarta pada Senin (8/12/2025).

Bahlil pun menegaskan tidak peduli dengan kritikan tersebut. Sebab katanya penerapan mandatori biodiesel bertujuan untuk menekan impor BBM dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dalam negeri.

"Ini yang dimaksudkan oleh Pak Presiden Prabowo. Jangan bocor terus uang kita keluar. Apa yang kita punya kita manfaatkan dalam negeri ini," tegasnya.

Dijelaskannya, Indonesia memiliki banyak tanaman yang dapat dijadikan sebagai bahan baku bioetanol seperti tebu, jagung, dan singkong.

Pertamina Patra Niaga berkolaborasi dengan PT Toyota-Astra Motor (TAM) dan PT Serasi Autoraya atau TRAC menggelar uji coba bioetanol E10 di Surabaya selama 1 tahun. [Antara]
Pertamina Patra Niaga berkolaborasi dengan PT Toyota-Astra Motor (TAM) dan PT Serasi Autoraya atau TRAC menggelar uji coba bioetanol E10 di Surabaya selama 1 tahun. [Antara]

Dia pun mencontohkan beberapa negara yang telah menerapkan mandatori bioedisel, seperti Brasil yang telah memperlakukan E30.

Namun, sayangnya, kata Bahlil, ketika di Indonesia akan diterapkan E10 sudah dapat mendapatkan kritikan.

"Di Brazil mandatorinya E30 tapi sudah ada E100. Di Amerika mandatorinya E20 ,sudah ada E85. Di India, di Thailand, di Cina itu minimal E10 sampai E20. Di Indonesia begitu kita membuat perencanaan E10, sudah pada ribut," kata Bahlil.

Baca Juga: Singgung SPBU Swasta Ogah Beli Base Fuel dari Pertamina, Bahlil: Jadi Aja Tukang Pijit!

Bahlil pun mengakui banyaknya kritikan itu karena penjelasan soal bioetanol disampaikan belum secara utuh.

Selain itu, kata Bahlil, terdapat pihak yang tidak suka, sebab dengan penerapan mandatori biodisel, akan menekan kebutuhan impor BBM.

"Dan saya dapat memastikan orang-orang yang ribut ini, pertama adalah saudara-saudara saya mungkin penjelasannya yang kita belum mereka secara utuh. Yang kedua ya importir. Tulis besar-besar saja, enggak apa-apa. Ya, importir" kata Bahlil.

"Ini barang sudah nyaman kok. Kata mereka, 'apa maunya Bahlil ini, olar sudah enggak boleh impor, avtur enggak boleh impor, ini bensin pun mau dikurangi impornya.' Terserah kau lah. Emang negara kau mau atur," sambung Bahlil.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI