Merger BUMN Karya Belum Rampung, Targetnya Mundur di 2026

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 19 Desember 2025 | 15:09 WIB
Merger BUMN Karya Belum Rampung, Targetnya Mundur di 2026
Proyek Pembangunan terowongan Jalan Sultan Alimuddin-Kakap, Samarinda/(Dokumentasi PTPP).
Baca 10 detik
  • Rencana merger BUMN Karya, termasuk PT PP dan Adhi Karya, saat ini masih dalam koordinasi dengan pemegang saham BPI Danantara.
  • Target penyelesaian merger BUMN Karya yang semula direncanakan belum rampung dan diperkirakan akan berlangsung pada tahun 2026.
  • Hasil merger akan memastikan perseroan fokus berbisnis di sektor konstruksi sesuai arahan Danantara, mencakup area BUMN dan swasta.

Suara.com - Penggabungan usaha atau merger BUMN Karya masih belum rampung. Padahal, ditargetkan merger BUMN Karya rampung pada Desember 2026.

Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk, Novel Arsyad, mengatakan saat ini antara perusahaan karya masih koordinasi dengan pemegang saham BPI Danantara.

"Jadi rencana merger saat ini masih berjalan. Prosesnya baik dari dilakukan masing-masing BUMN karya yang terlibat, maupun secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Jadi kita berkoordinasi rutin dengan Danantara, kemudian konsultan-konsultan yang terlibat," ujarnya dalam konferensi persi di Jakarta, Jumat (19/12/2025).

Salah satu proyek data center yang dikerjakan PT PP (Persero) Tbk.
Salah satu proyek data center yang dikerjakan PT PP (Persero) Tbk.

Novel mengakui, memang target merger BUMN Karya itu pada 2026 mendatang. Menurutnya, banyak yang pertimbangan, baik dari internal maupun eksternal untuk mempersiapkan merger tersebut.

Dalam hal ini, PT PP direncanakan merger dengan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI).

"Progres sampai dengan saat ini masih sesuai dengan rencana. Namun perkiraan dan mungkin dari teman-teman media juga sudah mendengar, perkiraannya nanti akan berlangsung di 2026," imbuhnya.

Setelah merger, Novel memastikan, perseroan akan berkecimpung di sektor konstruksi. Hal ini sesuai dengan permintaan Danantara yang ingin BUMN Karya berbisnis di sektor konstruksi saja.

"Dan prospek bisnis juga tidak berubah dari awal Kita juga fokus di area BUMN, area APBN dan juga tentunya masuk di area swasta," katanya.

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusanatara (BPI Danantara) Dony Oskaria memberi kabar soal nasib BUMN-BUMN Karya di bawah lembaga baru. Banyak skema yang akan dilakukan Danantara untuk mengatur BUMN-BUMN Karya tersebut.

Baca Juga: Danantara Diharapkan Orkestrasi Ekosistem Industri Baru di Tanah Air

Salah satunya, bilang Dony, melakukan pengurangan jumlah BUMN Karya lewat skema penggabungan usaha atau merger.

"Skemanya tentu akan multi dan salah satu yang pasti ada mergernya pasti. Jadi pengurangan dari jumlah BUMN karya kita. Ini sedang kita kaji," katanya.

Adapun, kekinian terdapat 7 BUMN Karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. PT Hutama Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI