- Pilot CEOR Walio dimulai; SKK Migas injeksi kimia untuk dorong sisa minyak di Papua.
- Proyek gunakan 1 sumur injeksi & 4 sumur produksi; targetkan reservoir berusia 40 tahun.
- Keberhasilan di Walio jadi rujukan teknologi EOR untuk lapangan migas di Jawa & Sumatera.
Suara.com - Upaya mengejar target produksi migas nasional terus merambah wilayah timur Indonesia. SKK Migas bersama Petrogas (Basin) Ltd. resmi memulai prosesi proyek pilot Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Lapangan Walio, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, pada Selasa (30/12/2025).
Proyek yang berlokasi di Wilayah Kerja (WK) Kepala Burung ini menggunakan teknik injeksi bahan kimia berupa surfaktan-polimer ke dalam reservoir. Tujuannya adalah mendorong sisa-sisa minyak yang sulit terangkat agar dapat diproduksi kembali secara maksimal, terutama pada lapangan yang sudah matang (mature field).
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Rikky Rahmat Firdaus, menyatakan bahwa dimulainya proyek ini membuktikan bahwa tantangan geografis bukan hambatan untuk inovasi teknologi.
“Proyek membuktikan bahwa lokasi remote dan jauh bukan menjadi hambatan karena dengan komitmen, dedikasi dan kerja keras, semua persiapan proyek dapat dilaksanakan dengan baik,” ujar Rikky.
Proyek percontohan ini menerapkan skema injeksi lima titik, yang terdiri dari satu sumur injeksi dan empat sumur produksi. Fokus utamanya adalah zona reservoir Kais, sebuah formasi karbonat yang telah dieksploitasi selama lebih dari 40 tahun. Didukung fasilitas unit injeksi khusus, pilot proyek ini diproyeksikan berjalan selama 30 hingga 35 bulan hingga tahap evaluasi teknis selesai.
Proyek CEOR Walio merupakan bagian dari pemenuhan Komitmen Kerja Pasti (KKP) di WK Kepala Burung. Jika uji coba ini sukses, pemerintah berencana mendorong pengembangan skala komersial yang lebih masif. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan cadangan nasional, tetapi juga memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi industri pendukung di sektor hulu migas.
President RH Petrogas Companies di Indonesia, Ferry Hakim, menambahkan bahwa langkah ini adalah wujud nyata strategi perusahaan dalam memaksimalkan oil recovery.
"Kesuksesan proyek ini akan membuka peluang besar bagi Petrogas dalam mengembangkan penerapan CEOR di area yang lebih luas," ungkap Ferry.
Selain di Papua, keberhasilan teknologi CEOR di Lapangan Walio diharapkan menjadi rujukan bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya yang mengelola lapangan potensial EOR di wilayah dengan infrastruktur mapan seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Baca Juga: Jejak Karbon Digital Tersembunyi di Balik Setiap Email yang Anda Kirim