Suara.com - Untaian kalimat pengumuman bahwa Bastian Schweinsteiger pensiun itu tersusun dan ditulis dengan rapi. Terasa sedikit melankolik saat dibaca, namun tetap lugas, sekaligus juga penuh kerendahan hati dan ungkapan terima kasih.
"Mengucapkan selamat tinggal sebagai pemain aktif membuatku merasa sedikit rindu masa lalu, tapi aku juga menantikan tantangan menarik yang segera menantiku. Aku akan tetap setia pada sepak bola," demikian penggalan kalimat perpisahan yang diunggah sendiri oleh Basti --sapaan akrab Bastian Schweinsteiger-- di akun-akun medsosnya, Selasa (8/10/2019) malam WIB.
Dibuat dalam versi bahasa Jerman dan Inggris, kalimat berisi pernyataan resminya pensiun dari karier sepak bola profesional itu diunggah Basti secara bersamaan antara lain di akun Twitter dan Instagramnya. Di IG, tulisan itu menjadi caption empat foto yang diunggahnya, masing-masing mewakili momen bersama timnas Jerman, klub Bayern Munchen, Manchester United, dan Chicago Fire --klub Liga Amerika Serikat yang menjadi tim terakhirnya.
Foto serupa juga ditampilkan pada salah satu dari dua bagian cuitan Bastian Schweinsteiger di Twitter terkait pernyataan pensiun itu. Dan kontan, dalam hitungan 3 jam saja, baik di Instagram maupun Twitter, postingan perpisahan itu segera menuai ratusan ribu reaksi, mulai dari tanda apresiasi, retweet, hingga bejibun komentar.
![Bastian Schweinsteiger menangis haru di momen perpisahan dan penampilan terakhirnya bersama timnas Jerman. [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/09/01/o_1arhl4t1t17h01mfv1hn21jao328a.jpg)
Basti memang termasuk salah satu pemain yang disukai dan dikagumi jutaan orang, dan ia pensiun dalam usia yang masih tergolong muda yaitu 35 tahun --walau sudah termasuk lazim bagi pesepak bola profesional. Sosok kelahiran Kolbermoor, kota kecil di Distrik Rosenheim, Bavaria, Jerman, pada 1 Agustus 1984, itu memang pantas diidolai lewat deretan kiprah dan pencapaiannya di lapangan hijau.
"Dia adalah salah satu pemain terhebat dalam sejarah (sepak bola) Jerman," komentar pelatih timnas Jerman, Joachim Low, memberi pujian, sebagaimana antara lain dikutip BBC Sport.
Untuk diketahui, Schweinsteiger sendiri sebenarnya juga sudah resmi menyatakan pensiun dari timnas Jerman pada 2016 lalu. Namun sejak itu, dia masih meneruskan karier profesionalnya yang saat itu dikontrak Manchester United (MU), sebelum pada 2017 lantas pindah ke Chicago Fire.
"Sebuah karier hebat (akhirnya) kini mencapai akhir. Basti telah memenangi segala yang bisa dimenangkan di dunia sepak bola," ungkap CEO Bayern Munchen, Karl-Heinz Rummenigge, sambil menambahkan bahwa "pintu Bayern selalu terbuka" untuk mantan pemainnya.
![Bastian Schweinsteiger saat masih berkostum Bayern Munchen. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2014/11/11/o_196fo97bo7gg760188cfat15c4a.jpg)
Karier Hebat Penuh Deretan Trofi Bergengsi
Baca Juga: Bantai Tottenham, Gelandang Bayern Munchen: London Utara Itu Merah!
Jika saja tidak punya bakat sepak bola sedari kecil, Bastian Schweinsteiger bisa jadi akan lebih dikenal sebagai atlet ski es. Ya, pasalnya dia juga punya bakat bagus di olahraga itu, selain dikenal bersahabat sejak bocah dengan Felix Neureuther, sobat seusianya yang adalah juara dunia ski es dan juga telah pensiun.
Untuk diketahui, daerah kelahiran Basti dengan tempat Neureuther dibesarkan yaitu Garmisch-Partenkirchen di sisi Pegunungan Alpen, berjarak relatif tak terlalu jauh. Bisa dimengerti bahwa Basti pasti sudah sering bermain ski bareng dengan sobatnya itu sedari kecil, apalagi mengetahui kedua orangtua Neureuther adalah juga jago-jago ski dunia.
Tapi Basti memang akhirnya lebih memilih sepak bola, olahraga tim di atas rumput hijau yang juga ia kuasai dan ternyata memang lebih disukainya. Dan Basti remaja pun sudah resmi bergabung dengan tim junior Bayern --klub yang kemudian terus ia perkuat sampai 2015-- sejak pertengahan 1998, ketika usianya belum genap 14 tahun. Sebelum itu, ia sempat tercatat bermain untuk klub kecil FV Oberaudorf (1990–1992) dan TSV 1860 Rosenheim (1992–1998).
Bersama Bayern-lah Basti kemudian terus berkembang, mencatatkan banyak prestasi dan rekor, hingga makin dikenal. Dan boleh dikatakan, Basti memang lebih identik dengan Bayern, ketimbang dua klub luar negeri yang sempat ia bela sepanjang kariernya yaitu MU dan Chicago Fire. Saat di tim muda Bayern pula, Bastian Schweinsteiger mulai dilirik dan dipercaya memperkuat timnas Jerman, mulai dari level U-16, U-19, hingga U-21 dan akhirnya timnas senior.
Menjalani laga debutnya bersama timnas Jerman pada 2004 dalam laga persahabatan kontra Hungaria, Basti pun langsung merasakan turnamen akbar perdananya tahun itu di Euro 2004. Turnamen yang sama masih ia ikuti tiga kali lagi berturut-turut sesudah itu (Euro 2008, 2012 dan 2016), di mana selang dua tahun di antaranya ia pun memperkuat Jerman di tiga Piala Dunia beruntun (2006, 2010 dan 2014).
![Bastian Schweinsteiger mencium trofi Piala Dunia 2014 usai mengalahkan Argentina di partai final. [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/08/26/o_1ar34vsjg1j1e1olf5k6gpk1a31a.jpg)
Dalam deretan penampilannya selama 13 tahun bersama Die Mannschaft itu, tentu saja yang paling membahagiakan bagi Basti adalah Piala Dunia 2014 di Brasil di mana mereka pulang membawa trofi. Namun lebih dari itu, capaian Basti di sepanjang perjalanan tersebut lebih dari sekadar trofi Piala Dunia, karena total ia telah membukukan 121 caps (penampilan) bersama timnas Jerman dengan menyumbang 24 gol.