Pergi dari Indonesia, Rohit meneruskan kariernya T-Team FC di Malaysia. 1,5 tahun setelahnya, ia kembali ke Persija yang kesulitan mencari pemain Asia.
Sejak saat itu, Rohit bertahan di Persija kendati dirinya sempat menjadi ban serep di mana pada 2019 ia ditendang dan digantikan gelandang Uzbekistan, Jahongir Abdumuminov.
Namun entah bagaimana, sebelum liga dimulai, Persija mencoret Jahongir dan kembali mendatangkan Rohit ke ibu kota.
Hingga pertengahan 2021 ini, Rohit telah tampil sebanyak 122 laga bagi Persija dan meraih tiga gelar bergengsi yakni gelar Liga 1 2018, Piala Presiden 2018, dan Piala Menpora 2021.
Selain itu, Rohit Chand juga meraih gelar individu di mana dirinya terpilih sebagai pemain muda terbaik ISL pemain terbaik Liga 1 2018.
Sisi Lain Karier Rohit Chand
Bakat hebat Rohit Chand memang sudah terlihat sejak muda. Ia bahkan mencatatkan debut internasional bersama Nepal pada 2009 lalu.
Saat itu, usianya baru 16 tahun. Namun, Rohit yang belum mencicipi karier di kelompok umur langsung mendapat panggilan di tim nasional utama Nepal.
Debutnya ia lakukan tepat di usia 16 tahun 22 hari saat Nepal berhadapan dengan Palestina di Piala AFC. Dengan fakta tersebut, Rohit pun menjadi debutan termuda sebelum dipatahkan oleh Bimal Gharti Magar pada 2012 di usia 14 tahun.
Baca Juga: 5 Hits Bola: Belum Ada Pemain Madrid yang Berani Pakai Nomor 4 Bekas Sergio Ramos
Sebelum menggeluti dunia sepak bola, Rohit diketahui pernah menekuni olahraga Kriket yang populer di negara Asia Selatan.
Bahkan dilansir dari laman FIFA, Rohit pernah mencicipi turnamen Kriket bertaraf regional di Nepal sebelum banting stir ke sepak bola dengan mengikuti jejak sang kakak, Robin Chand Thakuri.
Selain itu, Rohit diketahui pernah menjalani trial selama 1,5 bulan bersama tim Denmark, FC Vestsjaelland di mana ia disodori kontrak selama enam bulan. Sodoran kontrak itu pun ditolak oleh manajernya, Rabindra Chand.
(Kontributor: Zulfikar)