Pasalnya, Dzumafo menjadi salah satu pemain asing yang betah berkompetisi di sepak bola Indonesia.
Pada awalnya, dia bergabung dengan PSPS Pekanbaru pada 2007. Pemain berusia 41 tahun ini bermain di sana selama lima tahun.
Prestasi terbaiknya bersama PSPS Pekanbaru ialah menjadi pencetak gol terbanyak Divisi Utama Liga Indonesia musim 2008/2009.
Namun, Dzumafo akhirnya memilih angkat kaki pada pertengahan Liga Super Indonesia 2011-2012 untuk bergabung dengan Arema Indonesia.
Setelah itu, Dzumafo berkelana untuk memperkuat sejumlah klub seperti Persib Bandung, Sriwijaya FC, Mitra Kukar, Gresik United, Persela Lamongan, hingga Bhayangkara FC.
Uniknya, status WNI yang dimiliki Dzumafo bukan datang karena kepentingan tim nasional atau pun klub.
Sebab, Dzumafo mendapatkan status itu karena pengajuan istrinya, Maria Magdalena, yang berstatus sebagai WNI.
Lagi pula, Dzumafo juga memenuhi syarat administratif untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.
Sebab, menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2016, setiap WNA yang ingin mengajukan status WNI harus menetap di Indonesia minimal selama lima tahun berturut-turut, atau 10 tahun tidak berturut-turut.
Baca Juga: Dua Pemain Naturalisasi Bakal Merapat ke PSMS Medan
Saat ini, di usianya yang telah memasuki kepala empat, Dzumafo belum juga berpikir untuk mengakhiri kariernya sebagai pesepak bola.