Nyawa Tim Bola Remaja Putri Afganistan Terancam di Bawah Bayangan Taliban

Jum'at, 03 September 2021 | 05:25 WIB
Nyawa Tim Bola Remaja Putri Afganistan Terancam di Bawah Bayangan Taliban
Ilustrasi. Salah satu momen tim sepakbola putri Afganistan saat berlatih. [Xinhua via DW]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tim sepak bola putri Afganistan dibentuk pada tahun 2007 dan sebagian besar anggotanya sudah dievakuasi ke Australia pekan lalu. Tapi sejumlah remaja perempuan berusia antara 14 hingga 16 tahun dan keluarga mereka yang masih berada di Afganistan rentan menjadi sasaran Taliban.

Di bawah rezim Taliban sebelumnya, perempuan dan anak perempuan dilarang berolahraga. Kini mereka mereka juga kerap dipandang sebagai agen yang rajin mengampanyekan agar anak perempuan dan anggota aktif komunitas mereka berkegiatan, kata Farkhunda Muhtaj, yang merupakan kapten tim nasional perempuan Afghanistan dan kini tinggal di Kanada.

"Mereka merasa hancur. Mereka putus asa, mengingat situasi yang mereka hadapi," kata Muhtaj, yang terus berhubungan dengan para remaja putri ini dan meminta mereka tetap tenang.

Setidaknya telah ada lima kali upaya untuk menyelamatkan gadis-gadis itu dalam beberapa hari terakhir, namun semuanya gagal karena posisi mereka yang terus berpindah demi keselamatan, kata McCreary dan Muhtaj. Jarak mereka hanya "beberapa langkah dari kebebasan" ketika bom bunuh diri meledak, kata Muhtaj.

Upaya penyelamatan ini menjadi rumit karena besarnya jumlah orang dalam grup tersebut yang mesti diselamatkan, yakni 133 orang. Ini termasuk 26 anggota tim remaja putri, orang dewasa, dan anak-anak termasuk bayi. Banyak yang tidak memiliki paspor atau dokumen lain yang diperlukan untuk bisa terbang dari Kabul.

McCreary mengatakan misi penyelamatan yang disebut Operasi Bola Sepak ini juga bekerja sama dengan negara lain, dengan harapan gadis-gadis itu akhirnya bisa menetap di AS. Dia mengatakan Australia, Prancis dan Qatar telah menyatakan siap untuk membantu. Dia juga mendesak Taliban untuk memudahkan jalan keluar bagi kelompok itu, dengan mengatakan hal itu akan memperbaiki citra mereka.

"Jika kita dapat menempatkan gelembung pelindung di sekitar para perempuan dan remaja putri ini ... Saya benar-benar percaya dunia ikut serta, memberi perhatian, menawarkan diri untuk menerima mereka dan menampung mereka,'' kata McCreary.

Hidupnya terancam karena senang bermain bola

Nic McKinley, mantan anggota CIA dan Angkatan Udara yang mendirikan organisasi nirlaba DeliverFund di Dallas mengatakan dia mengerti bahwa AS fokus pada relokasi warga Afghanistan yang membantu pasukan Amerika, tetapi yang lain juga butuh bantuan. DeliverFund adalah organisasi nirlaba yang sejauh ini telah menyediakan perumahan bagi 50 keluarga asal Afganistan.

Baca Juga: Ahmad Massoud, Penjaga Lembah Panjshir yang Menolak Tunduk Pada Taliban

"Bagaimana dengan gadis kecil yang hanya ingin menendang bola di sekitar dan ingin melakukannya dengan baik, dan telah bekerja keras untuk melakukannya di tingkat kelas dunia, yang tiba-tiba menemukan dirinya dalam bahaya hanya karena dia hanya ingin berolahraga?" ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI