Suara.com - Ada hal unik yang dilakukan oleh Declan Rice di laga antara Timnas Inggris melawan Hungaria pada lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2022, Jumat (3/9/2021).
Rice mencuri perhatian ketika rekannya Raheem Sterling melakukan selebrasi usai mencetak gol pertama The Three Lions. Sterling yang berlari ke pinggir lapangan dilempari gelas bir oleh para pendukung Hungaria.
Pemain asal West Ham itu kemudian mengambil satu gelas bir tersebut dan berpura-pura meminumnya sambil menunjukkan gestur menyindir ke arah tribun penonton.
![Gelandang Timnas Inggris, Declan Rice (kanan) coba mempertahankan bola dari gangguan penyerang Albania, Rey Manaj dalam Grup I Kualifikasi Piala Dunai 2022 zona Eropa di Arena Kombetare, 28 Maret 2021. [OZAN KOSE / AFP].](https://media.suara.com/pictures/original/2021/06/10/26225-gelandang-timnas-inggris-declan-rice.jpg)
Seusai laga pun Declan Rice membuat cuitan di Twitter dengan kata 'Cheers' seolah menyindir para fans Hungaria. Bukan cacian, justru Rice dibanjiri pertanyaan oleh publik yang penasaran apakah Rice pernah minum bir hingga mabuk?
Rice yang menyumbang satu gol dalam kemenangan Inggris 4-0 atas Hungaria, mengaku sama sekali belum pernah meminum bir. Hal ini diungkapkan pada Juni lalu.
"Tahukah Anda, sampai hari ini saya belum pernah minum bir dan saya berusia 22 tahun. Itulah kebenarannya. Tidak pernah minum bir," ujar Rice dilansir Daily Mail.
Saya tahu ini di luar topik, tetapi saya tidak pernah minum bir. Orang-orang menjadi terkejut. Saya hanya tidak suka baunya jadi saya tidak pernah mendekatinya," beber pemain berusia 22 tahun itu.
Declan Rice sendiri sebetulnya sempat bersumpah akan meminum bir pertamanya jika berhasil menjuarai Euro 2020.
"Ya, saya akan mencobanya - tapi sepertinya saya tidak akan menyukainya," jelas Declan Rice Juli lalu.
Baca Juga: Christine Sinclair, Pesepak Bola Wanita yang Ungguli Torehan Gol Cristiano Ronaldo
Janji Rice itu hampir saja harus ditepati karena Inggris mampu melaju hingga ke final Euro 2020. Namun, mimpi untuk membawa pulang trofi Euro untuk pertama kalinya dan trofi besar internasional pertama Inggris sejak 1966 itu gagal terwujud.