Plus Minus Timnas Indonesia Pindah ke EAFF atau Tetap di AFF

Rully Fauzi Suara.Com
Jum'at, 22 Juli 2022 | 13:34 WIB
Plus Minus Timnas Indonesia Pindah ke EAFF atau Tetap di AFF
Momen saat Timnas Indonesia U-19 tersingir di fase grup Piala AFF U-19 2022 Indonesia. [ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah]

Faktor Geografis

Jika alasan Indonesia bergabung dengan EAFF juga demi mendapatkan atmosfer kompetisi lebih berkualitas seperti didapat Australia dari Asia, maka langkah pindah federasi mungkin tepat.

Asia Timur bukan zona sembarangan karena inilah wilayah Asia yang paling sering masuk putaran final Piala Dunia, selain Asia barat.

Dua negara Asia yang paling sering tampil dalam putaran final Piala Dunia berasal dari Asia Timur, yakni Korea Selatan 11 kali dan Jepang tujuh kali. Masih ada Korea Utara yang pernah dua kali mencapai Piala Dunia dan China satu kali.

Pun di tingkat Piala Asia. Jepang dan Korea Selatan juga dominan. Bersama Iran dan Arab Saudi dari Asia barat, mereka adalah tim-tim yang paling sering menjuarai Piala Asia.

Jepang sudah empat kali menjuarai Piala Asia, Korea Selatan dua kali, sedangkan Saudi dan Iran masing-masing tiga kali.

Demikian juga dalam Asian Games. Tim-tim Asia Timur juga dominan di sini. Myanmar menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara yang merebut medali emas sepak bola Asian Games, pada 1966 dan 1970.

Dengan reguler bertanding melawan tim-tim seperti Jepang, Korea Selatan dan China, kualitas timnas Indonesia bisa semakin baik sehingga menjadi bekal bagus dalam menapaki level kompetisi internasional lainnya.

Asia Timur menawarkan atmosfer kompetisi lebih teruji karena sebagian diisi tim-tim berpengalaman tampil di level puncak.

Baca Juga: Bima Sakti Janji Timnas Indonesia Main High Pressing di Piala AFF U-16 2022

Tapi ada aspek-aspek lain yang berpotensi menjadi masalah, salah satunya adalah faktor geografis yang bisa berakhir kepada aspek finansial dan  kebugaran pemain.

Ini karena Asia Timur begitu jauh dari Indonesia. Wilayah terdekat Asia Timur seperti Hong Kong dan Taiwan tetap kalah jauh dibandingkan dengan wilayah paling jauh Asia Tenggara di Myanmar.

Dari perspektif geografis, Vietnam malah lebih masuk akal masuk zona Asia Timur. Kenyataannya hampir semua negara yang pindah federasi mempertimbangkan juga kedekatan geografis.

Dan seperti Afrika serta Amerika, negara-negara Asia tak saling berdekatan layaknya di Eropa di mana jarak tak terlalu bermasalah, apalagi benua biru itu memiliki fasilitas lengkap dan tingkat kesejahteraan relatif merata.

Yang pasti, hampir semua benua memiliki federasi regional. Namun keberadaan federasi regional ini tak menjamin bisa memupus ketimpangan kualitas sepak bola antar kawasan di satu benua.

Perkuat Fair Play

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI