Setiap juara zona Oseania selalu dipertemukan dengan tim benua Amerika guna memperebutkan satu tiket putaran final Piala Dunia.
Australia lebih sering kalah melawan tim benua Amerika itu karena Australia berada di "kelas" yang tidak kompetitif yang membuatnya tak siap menghadapi tim benua Amerika yang teruji oleh kompetisi yang ketat dan berkualitas.
Australia lalu berpaling ke AFC pada 2006. Sejak itu Australia menjadi lebih sering tampil dalam putaran final Piala Dunia. Dari total enam kali mengikuti Piala Dunia, empat di antaranya karena memegang tiket Asia.
Australia memang berusaha mencari cara teraman untuk lolos putaran final Piala Dunia, tetapi zona Asia juga ternyata lebih bisa menguji kekuatan Australia sehingga meningkatkan kualitasnya.
Buktinya tahun ini Australia mengalahkan tim Amerika Selatan, Peru, dalam playoff antarbenua untuk memperebutkan satu tiket putaran final Piala Dunia 2022.
Faktor Geografis
Jika alasan Indonesia bergabung dengan EAFF juga demi mendapatkan atmosfer kompetisi lebih berkualitas seperti didapat Australia dari Asia, maka langkah pindah federasi mungkin tepat.
Asia Timur bukan zona sembarangan karena inilah wilayah Asia yang paling sering masuk putaran final Piala Dunia, selain Asia barat.
Dua negara Asia yang paling sering tampil dalam putaran final Piala Dunia berasal dari Asia Timur, yakni Korea Selatan 11 kali dan Jepang tujuh kali. Masih ada Korea Utara yang pernah dua kali mencapai Piala Dunia dan China satu kali.
Baca Juga: Bima Sakti Janji Timnas Indonesia Main High Pressing di Piala AFF U-16 2022
Pun di tingkat Piala Asia. Jepang dan Korea Selatan juga dominan. Bersama Iran dan Arab Saudi dari Asia barat, mereka adalah tim-tim yang paling sering menjuarai Piala Asia.