Suara.com - Pemakaian armband atau ban kapten One Love di Piala Dunia 2022 Qatar telah dilarang oleh FIFA. Lantas siapa pencetus ban kapten One Love ini?
Pelarangan ini membuat sejumlah negara meradang, apalagi setelah FIFA mengancam memberikan sanksi kepada mereka yang ngotot ingin pakai ban kapten pelangi. Nah, hal ini menimbulkan pertanyaan siapa sebenarnya pencetus ban kapten One Love tersebut.
Pencetus Ban Kapten One Love
Belanda adalah inisiator kampanye untuk memakai ban kapten One Love dalam sepak bola. Asosiasi Sepak Bola Belanda, Koninklijke Nederlandse Voetbalbond (KNVB) memulai kampanye itu tahun 2020.
Dikutip dari TIME, tujuannya untuk menyatakan dukungan mereka dalam persatuan semua orang dan mengutuk segala bentuk diskriminasi.
Kemudian September 2022, sembilan negara lain, termasuk Norwegia, Swedia, dan Prancis turut dalam kampanye tersebut.
Kapten timnas negara-negara tersebut bakal memakai ban kapten One Love ketika bermain di berbagai pertandingan. Termasuk Piala Dunia Qatar dan UEFA Nations League tahun depan.
Ban kapten One Love ini berwarna pelangi. Bertuliskan "OneLove" di atasnya dan ada nomor satu di dalam gambar hati.
Memang simbol di ban kapten One Love tidak disebutkan secara langsung membela kaum LGBTQ. Namun bendera pelangi adalah simbol hak LGBTQ yang diakui secara global.
Baca Juga: Jerman dan Belgia Terciduk Pakai Ban Kapten One Love, Presiden FIFA Tak Berkutik
“Ini adalah pesan penting yang sesuai dengan permainan sepak bola, di lapangan semua orang setara dan ini harus terjadi di setiap tempat di masyarakat. Dengan band OneLove kami menyampaikan pesan ini,” ujar Kapten timnas Belanda, Virgil van Dijk.
Perkembangan One Love
Menurut KNVB, One Love telah berkembang dari hanya sebuah kampanye menjadi sebuah program profesional yang berfokus menawarkan pelatihan tentang keragaman kepada klub-klub akar rumput.
Kampanye One Love ini awalnya dipasang di papan iklan stadion sepak bola ketika timnas Belanda main.
Logo One Love juga dikenakan pada jersey pertandingan Final Piala di Belanda yang dimainkan oleh Ajax dan PSV. Selanjutnya, OneLove muncul dalam iklan di surat kabar dan video.
Kekinian, One Love juga berkembang menjadi platform online. One Love adalah bagian dari Ons Voetbal is van Iedereen (yang diterjemahkan sebagai Sepak bola kita milik semua orang), sebuah strategi bersama untuk melawan rasisme dalam sepak bola.
Pihak di belakang One Love adalah Persatuan Sepak Bola Belanda dan pemerintah Belanda serta perwakilan dari dua liga nasional pria Eredivisie CV dan Keuken Kampioen Divisie serta perwakilan liga nasional wanita Azerion Vrouwen Eredivisie.