Suara.com - Piala Dunia 2022 Qatar memang beda. Salah satu yang mencolok digelar di Timur Tengah yang beriklim panas. Seperti perhelatan Piala Dunia sebelum-sebelumnya, ada pameran tentang Piala Dunia di FIFA Museum. Mari kita jalan-jalan ke sana.
FIFA Museum ada di FIFA Fan Festival di Al Bidda Park, Doha, Qatar. Ini bentuk mini FIFA Museum yang berada di Zurich, Swiss.
Hanya saja cukup memberi kesempatan bagi pengunjungnya untuk menjalani napak tilas sejarah Piala Dunia. Sebagai anjungan yang menjadi miniatur sebuah museum, FIFA Museum langsung menyajikan menu informasi dari Piala Dunia 1930 Uruguay dengan alat peraga memutar hingga ke ujung Piala Dunia 2018 Rusia.
Tiap edisi Piala Dunia disertai papan informasi umum mengenai turnamen serta sejumlah pernah pernik dan memorabilia yang berkaitan langsung dengan edisi tersebut.

Pada bagian Piala Dunia 1930 misalnya, terdapat kliping tajuk utama koran-koran yang memberitakan tentang upacara pembukaan edisi perdana turnamen sepak bola sejagat itu.
Ada juga emblem atau medali runner-up yang diterima oleh para pemain tim nasional Argentina, yang berakhir menjadi runner-up Piala Dunia 1930.
Memorabilia yang dipamerkan juga memiliki kenangan personal seperti sepatu yang dikenakan Ademir, penyerang yang mencetak delapan dari 21 gol Brazil dalam lima pertandingan awal mereka di Piala Dunia 1950.
Ada pula memorabilia berupa miniatur satelit Telstar yang namanya diadopsi menjadi bola resmi Piala Dunia 1970.

Salah seorang pengunjung FIFA Museum di area Fan Festival, Tom asal Inggris, mengaku item yang dipamerkan sungguh informatif dan sekaligus membuktikan perjalanan panjang sepak bola sebagai sebuah olahraga yang merambah ke seantero dunia.
Baca Juga: Enzo Fernandez Jadi Pencetak Gol Termuda Argentina di Piala Dunia 2022, Siapa Dia?
"Sungguh luar biasa, Anda bisa lihat Piala Dunia bermula dari Uruguay pada 1930 kemudian sampai saat ini telah merambah Asia, Afrika, dan kini Timur Tengah. Itu memperlihatkan betapa sepak bola telah menjadi budaya yang mendunia," kata Tom.