"Artinya pemilihan pemain timnas, penyelenggaraan liga profesional, dan sebagainya semuanya dilakukan sesuai selera petinggi partai Komunis China," ulas chosun.
Faktanya data terbaru memperlihatkan turunnya ketertarikan kaum muda China pada sepak bola. Hanya terdapat 100 ribu pesepak bola yang terdaftar resmi di China.
Angka ini kurang dari sepersepuluh dari 1,3 juta penduduk Inggris. Tentu saja jumlah pesepka bola yang terdaftar secara resmi hanya 20 ribu sangat menyedihkan bagi China yang memiliki jumlah populasi 20 kali lebih besar.
"Sepak bola seharusnya dimulai dari akar rumpur, di mana orang-orang menendang bola di desa-desa, tetapi di China justru sebaliknya," kata jurnalis Mark Drier yang lama tinggal di China.
Selain ikut campur pemerintahan, sepak bola China dianggap tak berkembang juga disebabkan karena masalah korupsi.
Eks pelatih China, Li Tie sempat mengatakan bahwa ia memberikan suap sebesar 3 juta Yuan untuk bisa menjadi pelatih tim nasional.
Akibat pengakuannya itu, Li Tie yang sempat bermain di Everton harus mendekam di penjara selama 20 tahun. Salah seorang pemain China juga mengakui praktek suap ada di pemilihan pemain tim nasional China.
"Pemilihan untuk tim nasional pada dasarnya 'penawaran terbuka', saya tidak dapat memainkan pertandingan level A jika saya tidak punya uang," ujar si pemain.
Masalah pelik yang dihadapi sepak bola China dalam beberapa tahun ke belakang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh pemain Timnas Indonesia di Stadion GBK pada 5 Juni mendatang.
Baca Juga: Aib Sepak Bola China: Pemerintah Intervensi hingga Korupsi, Timnas Indonesia Bisa Menang