Dengan postur tubuh menjulang setinggi 190 cm, Struijk punya keunggulan signifikan dalam duel udara. Ia menjadi sosok penting dalam menjaga pertahanan dari bola-bola mati dan juga ancaman crossing lawan.
Tak hanya itu, kekuatan fisiknya juga membuatnya tangguh dalam duel satu lawan satu. Kombinasi ini sangat dibutuhkan Timnas Indonesia, yang selama ini kerap kalah postur dan power saat bertemu lawan dari kawasan Asia Barat.
4. Koneksi Darah Indonesia yang Jelas
Struijk tidak hanya eligible secara dokumen, tapi juga secara identitas. Ia mengaku memiliki darah Indonesia dari kakek dan neneknya yang lahir di Hindia Belanda.
Dalam wawancaranya, ia menyebut dirinya kadang merasa sebagai orang Indonesia. Ini memperkuat posisi hukum dan emosionalnya jika proses naturalisasi berjalan.
"Saya punya koneksi dengan Indonesia, namun saat ini saya lebih terlibat dengan Belanda dan Belgia," ujarnya.
"Di Indonesia, orang-orang Indonesia sangat tahu kalau saya punya darah Indonesia. Saya tak tahu bagaimana mereka menemukannya."
"Saya harus mengakui bahwa saya terkadang merasa sedikit orang Indonesia, tetapi kadang juga tidak. Selain keluarga di sana, saya tak berhubungan atau mengenal orang (Indonesia) lain," kata Struijk.
Profil Singkat Pascal Struijk
Baca Juga: Mirip Status Maarten Paes, Pemain Keturunan Rp6,08 Miliar Ini Eligible Jadi Kiper Pelapis 3 Timnas
Pascal Augustus Struijk lahir di Deurne, Belgia, pada 11 Agustus 1999. Ia memulai karier sepak bolanya di akademi ADO Den Haag sebelum bergabung dengan Ajax Amsterdam pada 2016. Dua tahun berselang, ia direkrut oleh Leeds United untuk memperkuat tim mudanya.
Struijk langsung menunjukkan progres pesat dan mendapat debut di tim utama pada 2019. Sejak saat itu, ia tak tergantikan di lini belakang. Selain pernah memperkuat Timnas Belanda U-21, ia belum pernah dipanggil tim senior Belanda, membuat peluang membela Indonesia masih terbuka lebar.
Momentum Tak Boleh Terlewat
Munculnya Pascal Struijk di laga Oxford vs Leeds bersama tiga tokoh penting dalam struktur Timnas Indonesia bukanlah sekadar kebetulan. Di balik momen itu, tersimpan potensi besar bagi Garuda untuk mendapatkan bek kelas Eropa yang siap pakai.
Dengan kombinasi pengalaman, fleksibilitas, kekuatan fisik, dan koneksi darah yang sah, Pascal Struijk bisa menjadi bagian penting dari revolusi Timnas Indonesia ke depan. Sekarang tinggal bagaimana PSSI memanfaatkan momentum dan menjalin komunikasi lebih lanjut dengan sang pemain.
Apakah Pascal Struijk akan jadi penerus sukses naturalisasi seperti Jordi Amat atau Shayne Pattynama? Waktu akan menjawab, namun sinyalnya sudah jelas: Timnas Indonesia sedang bersiap naik level.