Persib Bisa Gigit Jari, Saddil Ramdani Dirayu Bintang Malaysia Main di Kompetisi Ini

Kamis, 01 Mei 2025 | 18:30 WIB
Persib Bisa Gigit Jari, Saddil Ramdani Dirayu Bintang Malaysia Main di Kompetisi Ini
Pemain Indonesia, Saddil Ramdani belakangan ini sedang dirumorkan bakal bergabung dengan Persib Bandung. [Instagram @saddilramdanii]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemain Indonesia, Saddil Ramdani belakangan ini sedang dirumorkan bakal bergabung dengan Persib Bandung setelah hengkang dari Sabah FC yang berkompetisi di Liga Malaysia.

Nah, terbaru mantan pemain Persela Lamongan itu didukung jika ingin bertahan di Malaysia.

Saddil Ramdani sudah berkarier di Malaysia sejak 2019. Selain Persib Bandung, Bhayangkara FC kabarnya tertarik dengan pemain yang sempat memperkuat Timnas Indonesia itu.

Dengan kualitas yang dimiliki tentu banyak yang menginginkan jasa Saddil Ramdani. Tak terkecuali tim asal Malaysia lainnya Selangor FC.

Pemain Selangor FC, Faisal Halim bahkan mendukung penuh andai Saddil mau bergabung dengan timnya. Bomber andalan tim nasional Malaysia itu tahu betul kualitas permainan Saddil di atas rata-rata,

Hal ini dikarenakan Faisal Halim pernah satu klub dengan Saddil saat masih berbaju Sri Pahang FC. Saat itu, Saddil masih sangat muda, tapi memiliki kemampuan luar biasa.

Tentu akan menjadi hal luar biasa andai Saddil bisa berbaju Selangor FC. Faisal Halim yakin lini depan timnya bakal lebih ganas.

"Saya tak tahu apakah itu benar atau tidak. Sekiranya benar, kami bisa kembali bersama-sama lagi seperti waktu bermain di Sri Pahang," kata Faisal Halim beberapa waktu lalu.

"Saat itu dia usianya masih 19 atau 20 tahun dan saya sudah paham dengannya," lanjut Faisal Halim.

Baca Juga: Keren! Pemain Naturalisasi Ini Sebentar Lagi Sejajar dengan Boaz Solossa

Lebih lanjut, Faisal Halim mengaku tahu bagaimana cara bermain Saddil Ramdani bermain. Menurutnya, pemain 27 tahun tersebut bisa membantu Selangor FC bersaing di Malaysia.

"Saya kenal dia seperti apa. Saya juga tahu kualitas dia," tegas Faisal Halim.

"Kalau dia datang sangat bagus tapi kalau tidak datang ya bukan rezeki," Faisal Halim menambahkan.

Kompetisi sepak bola di Malaysia hingga kini masih belum mampu menghadirkan persaingan yang benar-benar merata. Dalam hampir satu dekade terakhir, Johor Darul Ta'zim (JDT) menjadi klub yang mendominasi penuh Liga Super Malaysia, menjadikan mereka sebagai kekuatan superior di sepak bola negeri jiran.

Sejak 2014, JDT tak pernah gagal meraih gelar juara liga setiap musim. Klub yang bermarkas di Stadion Sultan Ibrahim ini juga mencatatkan sejumlah rekor impresif, termasuk musim tanpa kekalahan dan selisih poin yang sangat jauh dari pesaing terdekat.

Saddil Ramdani bicara peluang comeback ke timnas Indonesia. (Instagram/@saddilramdanii)
Saddil Ramdani bicara peluang comeback ke timnas Indonesia. (Instagram/@saddilramdanii)

Tak hanya sukses di level domestik, JDT juga menjadi satu-satunya klub asal Malaysia yang secara konsisten berlaga di kompetisi elite Asia, yakni Liga Champions Asia (AFC Champions League), meski masih menghadapi tantangan besar di turnamen tersebut.

Dominasi JDT ini turut menarik perhatian para pemain lokal, termasuk salah satu bintang Timnas Malaysia, Faisal Halim. Ia tidak ragu menyebut bahwa JDT adalah tolok ukur profesionalisme klub sepak bola di Malaysia saat ini.

"Ya mereka yang terbaik tidak ada tandingannya. Setiap tim di Malaysia perlu mengikuti jejak mereka," tutup Faisal Halim.

Pernyataan Faisal mencerminkan kesenjangan kualitas yang masih terjadi di Liga Malaysia. Dari sisi infrastruktur, manajemen, hingga pengembangan pemain, JDT berada jauh di depan dibandingkan mayoritas klub pesaing.

Bahkan beberapa klub lain masih bergulat dengan persoalan keuangan, fasilitas latihan yang minim, hingga ketergantungan pada pemain asing tanpa fondasi pembinaan jangka panjang.

Kondisi ini mengakibatkan kompetisi Liga Malaysia terlihat timpang. Ketika satu tim terus mendominasi tanpa perlawanan berarti dari klub lain, daya saing dan atmosfer liga pun ikut terdampak.

Beberapa pengamat menyuarakan kekhawatiran bahwa dominasi semacam ini, jika terus berlanjut tanpa perbaikan dari klub lain, justru dapat menurunkan minat penonton dan sponsor terhadap liga.

Di sisi lain, dominasi JDT juga bisa menjadi pemicu perubahan positif. Klub-klub lain bisa belajar dari sistem pengelolaan JDT yang terstruktur, profesional, dan modern.

Model ini bisa dijadikan rujukan dalam membangun fondasi klub yang kuat—baik dari sisi teknis, finansial, maupun manajerial.

Lebih lanjut, ke depan, tantangan terbesar Liga Malaysia adalah menciptakan kompetisi yang lebih seimbang dan menarik.

Dengan langkah-langkah pembenahan yang lebih serius dari federasi dan operator liga, serta kesediaan klub-klub untuk berbenah, diharapkan muncul lebih banyak tim yang mampu memberikan perlawanan terhadap dominasi JDT.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI