Situasi menjadi lebih genting karena posisi Venezia bisa melorot ke urutan ke-19 jika Empoli, yang memiliki satu pertandingan lebih sedikit, mampu meraih kemenangan atas Lazio.
Sisa musim bagi Venezia benar-benar menjadi ujian mental dan kualitas tim. Hanya tiga pertandingan tersisa untuk menentukan nasib mereka di Serie A: menghadapi Fiorentina, Cagliari, dan Juventus. Ketiganya bukan lawan yang mudah, terlebih Juventus yang masih bersaing di papan atas.
Situasi ini memaksa pelatih dan seluruh elemen tim Venezia untuk meningkatkan performa dan menghindari kesalahan elementer seperti handball di area penalti.

Pertahanan yang solid, konsistensi permainan, serta mental yang kuat sangat dibutuhkan jika mereka ingin bertahan di kasta tertinggi Liga Italia.
Sebagai informasi tambahan, ini merupakan musim kedua Venezia kembali berlaga di Serie A setelah sempat turun kasta. Namun performa tim sejak awal musim memang tidak terlalu menjanjikan.
Minimnya produktivitas lini depan dan lemahnya lini belakang membuat mereka kerap kehilangan poin penting, baik di laga kandang maupun tandang.
Susunan pemain dalam laga kontra Torino juga menunjukkan bahwa Venezia masih mengandalkan kombinasi pemain muda dan beberapa nama berpengalaman. Di lini serang, duet Yeboah dan Gytkjaer belum mampu memberi dampak signifikan dalam mencetak gol.
Sementara sektor tengah masih bertumpu pada pemain seperti Kike Perez dan Gianluca Busio yang sering bekerja ekstra keras untuk menjaga tempo permainan.
Adapun Torino turun dengan formasi 4-3-2-1 yang cukup efektif menekan pertahanan Venezia, terutama di babak kedua. Tim tuan rumah menunjukkan konsistensi dalam menjaga penguasaan bola serta keberanian dalam menciptakan peluang.
Baca Juga: Legenda Timmas Belanda Doakan Timnas Indonesia ke Piala Dunia, Singgung Permainan Lawan Bahrain
Kedua tim memang mengincar poin penuh, namun hasil akhir menunjukkan bahwa kesalahan kecil dapat menjadi penentu dalam laga penting seperti ini.