Maarten Paes Kena Mental Bola Mati China: Itu Sebabnya Timnas Indonesia Kalah

Minggu, 04 Mei 2025 | 12:29 WIB
Maarten Paes Kena Mental Bola Mati China: Itu Sebabnya Timnas Indonesia Kalah
Jelang laga krusial melawan China dalam lanjutan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Timnas Indonesia mendapat peringatan tegas dari penjaga gawang andalannya, Maarten Paes. (instagram.com/@maartenpaes)

Suara.com - Jelang laga krusial melawan China dalam lanjutan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Timnas Indonesia mendapat peringatan tegas dari penjaga gawang andalannya, Maarten Paes. Penjaga gawang yang kini memperkuat FC Dallas itu menegaskan bahwa China bukan lawan yang bisa dianggap remeh, meski saat ini berada di posisi lebih rendah dari Indonesia dalam klasemen sementara grup.

Pertandingan yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 5 Juni 2025 ini menjadi sangat vital bagi langkah Timnas Indonesia untuk menjaga peluang lolos ke babak keempat kualifikasi.

Saat ini, skuad Garuda mengumpulkan sembilan poin dan menempati posisi keempat klasemen. Sementara itu, China berada di dasar klasemen dengan koleksi enam poin. Meski demikian, kondisi ini justru meningkatkan urgensi bagi kedua tim untuk meraih kemenangan demi menjaga asa melaju ke fase selanjutnya.

Kiprah Maarten Paes bukan hanya membawa stabilitas di sektor pertahanan, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan klub yang berbasis di Texas tersebut. (IG Maarten Paes)
Kiprah Maarten Paes bukan hanya membawa stabilitas di sektor pertahanan, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan klub yang berbasis di Texas tersebut. (IG Maarten Paes)

Maarten Paes, yang sudah melakukan analisis mendalam terhadap permainan China, menyoroti beberapa aspek penting dari calon lawan mereka. Menurutnya, China memiliki pertahanan yang sangat terstruktur dan sulit ditembus.

Selain itu, kemampuan mereka dalam memanfaatkan bola mati serta kecepatan dalam transisi serangan menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan.

“Kami tahu pertaruhannya sangat tinggi saat melawan China, yang menjadi lawan sulit," kata Paes, dilansir dari kanal YouTube The Haye Way, Minggu (4/5/2025).

"Saya pikir mereka sangat terorganisir saat bertahan, sangat solid saat bertahan, blok rendah, yang tak mudah untuk dieksploitasi,” tambahnya.

"Mereka juga berbahaya saat bola mati dan berbahaya saat transisi, itulah yang menyebabkan kami kalah dalam pertandingan di sana,” lanjut kiper FC Dallas tersebut.

Salah satu perhatian utama Paes adalah bagaimana China mampu tampil sangat disiplin di lini belakang. Dengan strategi blok rendah yang rapi, tim berjuluk Team Dragons itu menyulitkan lawan untuk menembus pertahanan mereka.

Baca Juga: Calvin Verdonk Bicara Gol Bunuh Diri: Sangat Aneh dan Buruk

PSSI mengajukan banding ke AFC terkait kartu kuning yang diterima Maarten Paes di laga kontra Bahrain. Hukuman akumulasi kartu kuning yang membuat Paes absen lawan China pada Juni 2025 diharapkan bisa dicabut. [Dok. IG Maarten Paes]
PSSI mengajukan banding ke AFC terkait kartu kuning yang diterima Maarten Paes di laga kontra Bahrain. Hukuman akumulasi kartu kuning yang membuat Paes absen lawan China pada Juni 2025 diharapkan bisa dicabut. [Dok. IG Maarten Paes]

Transisi cepat dari bertahan ke menyerang juga sering dimanfaatkan dengan efektif oleh tim tersebut, dan inilah yang disebut Paes sebagai salah satu penyebab kekalahan Indonesia pada pertemuan pertama mereka sebelumnya yang berakhir dengan skor 1-2.

Meski unggul tiga poin dari China, posisi Timnas Indonesia belum aman. Jika ingin melaju ke fase berikutnya, skuad asuhan Patrick Kluivert ini wajib meraih kemenangan saat menjamu China.

Sebaliknya, bagi China, dua kemenangan di laga tersisa menjadi harga mati jika ingin menjaga peluang lolos.

Timnas Indonesia sendiri akan menjalani dua pertandingan berat di sisa babak ketiga ini. Setelah menjamu China, mereka harus melakoni laga tandang ke markas Jepang di Stadion Suita, Osaka, pada 10 Juni 2025.

Jepang, sebagai tim unggulan di grup ini, tentu bukan lawan yang mudah. Oleh karena itu, laga melawan China menjadi semacam final lebih awal bagi Timnas Indonesia.

Dalam konteks yang lebih luas, perjuangan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 mencerminkan kemajuan sepak bola nasional.

Kehadiran pemain-pemain naturalisasi seperti Maarten Paes, Jay Idzes, hingga Rafael Struick memberikan dorongan positif terhadap performa tim.

Namun, kualitas individu saja tidak cukup. Kemenangan hanya bisa diraih jika seluruh pemain tampil dengan disiplin, kerja keras, dan fokus penuh sepanjang laga.

Fakta bahwa Timnas Indonesia pernah dikalahkan oleh China di pertemuan sebelumnya menjadi pengingat bahwa keunggulan di atas kertas tidak selalu menjamin hasil di lapangan.

Evaluasi dari kekalahan lalu harus dijadikan modal penting untuk membangun strategi yang lebih matang dan adaptif.

Selain aspek teknis, dukungan dari suporter juga menjadi elemen penting. Bermain di hadapan puluhan ribu pendukung di SUGBK bisa menjadi suntikan semangat luar biasa bagi para pemain. Atmosfer kandang yang penuh semangat diharapkan mampu menekan mental tim tamu dan memberikan keunggulan psikologis bagi skuad Garuda.

Sementara itu, kondisi fisik dan mental pemain juga menjadi faktor kunci. Dalam jadwal padat dan tekanan tinggi, manajemen kebugaran serta rotasi pemain akan berperan penting.

Pelatih Patrick Kluivert harus pintar dalam memilih starting eleven dan meramu taktik yang sesuai dengan karakteristik lawan.

Menjelang duel tersebut, Maarten Paes terus mengingatkan rekan-rekannya untuk tetap rendah hati dan tidak terbawa euforia semata.

Ia menegaskan bahwa segala potensi ancaman dari China harus diantisipasi sejak awal. Kekompakan tim dan fokus terhadap detail-detail kecil di lapangan bisa menjadi pembeda dalam laga ini.

Jika Timnas Indonesia berhasil mengalahkan China, peluang untuk melangkah ke babak keempat akan semakin terbuka lebar.

Namun jika terpeleset, perjuangan mereka akan semakin berat, terlebih lawan terakhir adalah Jepang yang dikenal memiliki level permainan jauh di atas rata-rata Asia Tenggara.

Dengan semua dinamika ini, laga Indonesia vs China dipastikan akan berlangsung ketat dan penuh tekanan. Timnas Indonesia harus bermain cerdas, disiplin, dan efisien untuk memastikan tiga poin tetap di tanah air dan menjaga impian menuju Piala Dunia 2026 tetap hidup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI