"Waktu itu, Semen Padang memang unggul agregat gol setelah leg pertama," tegas Yusrinal.
"Namun, Arema FC dengan semangat tinggi dan dukungan suporter mampu bangkit dan menang 5-2 di Kanjuruhan."
"Kelolosan ke final Piala Presiden 2017 itu adalah murni hasil kerja keras, strategi, dan profesionalisme tim kita," tegas Yusrinal.
Yusrinal berharap, dalam kondisi ini, semua pihak dapat menunjukkan sikap profesional dan menjaga kondusifitas.
Yusrinal juga menekankan bahwa Arema FC berkomitmen untuk menjunjung tinggi fair play dan menghormati keputusan wasit. Ia berharap, semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan pertandingan yang berkualitas dan sportif.
"Kami mengimbau agar semua pihak, baik pemain, pelatih, ofisial, maupun suporter, dapat menghormati keputusan tersebut dan fokus pada pertandingan," pungkasnya.
Semen Padang Terancam Degradasi
Status Semen Padang memang masih terancam buat degradasi ke Liga 1 musim depan bersama dengan dua tim lainnya yakni Barito Putera dan PSS Sleman.
Di atas kertas, Semen Padang jadi tim paling diuntungkan karena kini menempati posisi ke-15 atau satu setrip di atas zona degradasi dengan 33 poin dari 33 pertandingan.
Baca Juga: Skema PSS Sleman Bertahan di BRI Liga 1, Bergantung pada Tim Lain?
Tetapi, kemenangan wajib didapat saat berhadapan dengan Arema FC pada pekan ini untuk mengamankan tempat di Liga 1 musim depan.
Hasil kekalahan bisa menjadi petaka bagi tim asal Sumatera Barat itu.
PSS Sleman dan Barito Putera yang ada di posisi 16-17 di mana sama-sama mengemas 31 poin bisa membuat tim berjuluk Kabau Sirah itu masuk jurang degradasi.
Dari segi lawan, Semen Padang bisa dikatakan paling berat karena Arema FC adalah tim tangguh, terlebih di kandangnya sendiri.
Sementara PSS Sleman melawan Madura United di mana juga sebenarnya ada di papan bawah klasemen, sehingga bisa dikatakan 50:50.
Begitu juga dengan Barito Putera karena lawan terakhirnya adalah PSIS Semarang, tim yang kini ada di posisi juru kunci sudah dipastikan turun kasta.