Suara.com - Nasib kurang beruntung dialami oleh pelatih keturunan Indonesia di musim depan. Mantan pelatih Nathan Tjoe-A-On itu harus telan pil pahit dipecat dari pekerjaannya.
Ialah Ricardo Moniz, pelatih keturunan Indonesia yang pada musim depan dipastian akan jadi pengangguran. Moniz dipecat sebagai pelatih klub Swiss, FC Zurich.
Dilansir Suara.com dari NOS, Selasa (28/5), pihak klub resmi memecat pelatih berusia 60 tahin itu karena serangakain hasil buruk di musim ini.
FC Zurich yang mengoleksi 13 gelar juara Liga Swiss tak bisa lolos ke kompetisi musim depan. Moniz telah menjadi pelatih FC Zurich sejak Oktober 2023.
"Ia awalnya bekerja sebagai kepala pemandu bakat tim muda. Kemudian pada Januari 2024, ia dipromosikan menjadi pelatih kepala," tulis media Belanda tersebut.
![Nasib Pelatih Keturunan Indonesia yang Hambat Karier Nathan Tjoe-A-On Kini Jadi Beban Keluarga [Tangkap layar Youtube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/28/69121-ricardo-moniz.jpg)
Sebelum melatih FC Zurich, Moniz sempat menjadi pelatih Red Bull Salzburg, Ferencváros, FC Eindhoven, Trencín, dan Excelsior.
Di klub terakhir itu, Moniz bekerjasama dengan pemain Timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On.
Ricardo Moniz juga sempat melatih di klub Polandia Lechia Gdask yang sempat diperkuat oleh dua penggawa timnas, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman.
Nathan Tjoe-A-On sempat mengalami situasi tak sedap saat berkarier di Belanda.
Baca Juga: Punya Nenek dari Bandung, Pemain Keturunan Indonesia Ini Pasti Dilirik Simon Tahamata
Nathan Tjoe-A-On yang mengawali karier di akademi Excelsior sempat tak pernah dilirik oleh pelatih keturunan Indonesia.
Setelah menimba ilmu di akademi Excelsior, Nathan Tjoe-A-ON kemudian bertahap masuk ke tim U-19 hingga U-19 dan pada akhirnya tembus ke tim utama pada Juli 2019.
Setahun setelah masuk ke tim utama Excelsior, Nathan Tjoe-A-Ontak langsung dipercaya masuk ke starting line up. Pada periode 2019, Nathan Tjoe-A-On sama sekali tidak dimainkan oleh pelatih keturunan Indonesia itu.
Moniz adalah pelatih dengan seorang ayah seorang Suriname dan ibundanya berdarah Tionghoa-Indonesia.
Sayangnya meski sama-sama keturunan Indonesia, Moniz tidak mau memainkan Nathan. Padahal jika merujuk pada statistiknya di tim U-21, Nathan terbilang cukup oke.
Ia memainkan 19 pertandingan dan mencetak 2 gol. Nathan mengarungi musim 2019/2020 dengan jadi pemanis di bangku cadangan.
Nathan sempat mengatakan bahwa Moniz ialah tipikal pelatih yang blak-blakan kepada pemain. Moniz kata Nathan lebih suka mencecar pemain di hadapan pemain lain dibanding bicara empat mata.
"Moniz lebih blak-blakan. Dia berbicara kepadamu di depan pemain-pemain lain dibanding bicara empat mata," kata Nathan kepada rijnmond.nl

Nathan juga mengatakan bahwa Moniz cukup sering berteriak-teriak kepada pemain. Namun untungnya Moniz hanya bertahan semusim di Excelsior.
Pada 28 Januari 2020, Excelsior memutuskan memecat Moniz setelah serangkaian hasil buruk.
"Awalnya tentu perlu waktu untuk membiasakan diri. Untungnya periode itu hanya berlangsung sebentar, kita tidak lagi terganggu dengan teriak-teriakan,"
Namun ditegaskan oleh Nathan, setidaknya selama dilatih Moniz membuatnya terasah secara mental.
"Namun dari sisi positif, tentu saja bagus jika Anda mendapatkan pelatih seperti itu di usia muda," kata Nathan Tjoe-A-On.
Selain Nathan, pelatih kelahiran Rotterdam pada 17 Juni 1964 itu juga pernah melatih sejumlah pemain seperti Jérôme Boateng, Zé Roberto, hingga Ruud van Nistelrooy saat jadi pelatih sementara Hamburger SV.
Sebelum menjadi pelatih, Moniz diketahui sempat berkarier sebagai pemain di klub-klub kecil Belanda seperti Eindhoven, Haarlem, hingga RKC Waalwijk.
Di Waalwijk, Moniz satu tim dengan pemain keturunan Indonesia yang juga jadi pelatih setelah pensiun, Jos Luhukay.