Suara.com - Pertandingan Timnas Indonesia vs China jadi laga krusial bagi kedua tim. Kemenangan jadi harga mati yang diusung oleh kedua negara.
China tengah mempersiapkan diri menghadapi laga penting kontra Timnas Indonesia pada 5 Juni 2025.
Pertandingan Timnas Indonesia vs China di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu akan menjadi penentu nasib kedua tim di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pelatih Branko Ivankovic sedang menyusun racikan baru di lini depan dengan kombinasi pemain muda dan senior.
Salah satu strategi andalan yang tengah diuji adalah duet Yang Mingyang dan Wei Shihao alias “Yang-Wei”.
![Yang Mingyang, mantan pemain Timnas Swiss U-20 yang menjadi pemain naturalisasi baru Timnas China. [Instagram Yang Mingyang]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/22/70589-yang-mingyang.jpg)
Kombinasi ini dinilai punya chemistry kuat karena keduanya sering bermain bersama di level klub.
Ivankovic berharap duet tersebut mampu membongkar lini pertahanan Indonesia yang dikenal solid.
Yang Mingyang menjadi pusat perhatian berkat kemampuannya dalam menyerang dan bertahan secara seimbang.
Gelandang serba bisa asal Chengdu ini juga punya daya jelajah luas dan visi bermain yang tajam.
Baca Juga: Dipertanyakan! Pemain Diaspora Minim Jam Terbang Tetap Bela Timnas Indonesia vs China
Sementara itu, Wei Shihao dikenal punya kecepatan, teknik mumpuni, dan jiwa kepemimpinan di lapangan.
Ia bahkan disebut-sebut telah memberikan dorongan moral kepada para pemain muda China.
Kondisi tim China makin membaik seiring kembalinya pemain cedera seperti Wang Shiqin dan Liu Ruofan.
Situasi di ruang ganti juga positif, dengan suasana harmonis dan semangat tinggi jelang laga.
Di posisi kiper, Ivankovic dihadapkan pada dilema antara pengalaman Wang Dalei atau konsistensi Liu Dianzuo.
Wang Dalei yang biasanya menjadi andalan justru mengalami penurunan performa belakangan ini.
Liu Dianzuo disebut lebih stabil dan berpeluang besar mengisi posisi utama di bawah mistar.
Media China memprediksi formasi diamond midfield tetap akan dipakai oleh Ivankovic.
Namun, susunan pemain inti akan disesuaikan dengan kondisi fisik dan mental masing-masing pemain.
Dengan semangat baru dan strategi segar, Timnas China siap tampil maksimal melawan Indonesia.
Kombinasi “Yang-Wei” disebut-sebut bisa jadi pembeda dalam laga yang diprediksi berjalan ketat.
Timnas Indonesia harus waspada agar tak lengah menghadapi potensi ledakan dari lini serang China.
Persiapan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs China
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert sempat berjanji akan memberi kesempatan kepada pemain BRI Liga 1 jika tampil konsisten dan bagus di klub.
Kini, dari total 32 pemain yang dipanggil membela Timnas Indonesia untuk menghadapi China dan Jepang, ada 11 pemain yang berasal dari BRI Liga 1.
Nama-nama seperti Rizky Ridho, Yance Sayuri, Ricky Kambuaya, hingga Stefano Lilipaly menjadi andalan baru dalam daftar itu.
Namun di sisi lain, pemain diaspora yang minim menit bermain di klub luar negeri tetap mendapat panggilan.
Salah satu contoh paling mencolok adalah Nathan Tjoe-A-On yang hanya bermain 127 menit musim ini bersama Swansea City.
![Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert (kiri) memberikan instruksi saat memimpin sesi latihan perdana di Training Center Bali United, Pantai Purnama, Gianyar, Bali, Senin (26/5/2025). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/31/96110-timnas-indonesia.jpg)
Nathan hanya tampil tiga kali: dua kali sebagai starter di Carabao Cup dan sekali dua menit di Championship.
Minimnya menit bermain Nathan disebabkan sulitnya bersaing di skuad utama klub Championship tersebut.
Marselino Ferdinan bahkan punya catatan yang lebih mengejutkan di klub Oxford United sepanjang musim.
Ia hanya mencatat dua penampilan, satu di Piala FA dan satu di Championship, total bermain selama 15 menit.
Marselino kalah bersaing dari kompatriotnya di Timnas Indonesia, Ole Romeny, yang bermain 14 kali.
Romeny mencetak satu gol dan mengumpulkan 591 menit bermain bersama Oxford United musim ini.
Meski Marselino disebut sebagai bintang muda potensial, kiprahnya di level klub belum berkembang.
Rafael Struick setidaknya sedikit lebih baik dengan pindah dari Belanda ke Australia demi waktu bermain.
Struick bermain 10 kali untuk Brisbane Roar, meski hanya dua kali sebagai starter.
Jumlah total menit bermain Struick di Liga Australia hanya 240 menit atau rata-rata 24 menit per laga.
Namun ia berhasil mencetak satu gol dan itu menjadi nilai plus di mata pelatih Timnas Indonesia.
Minimnya menit bermain tidak langsung membuat mereka dicoret dari skuad Garuda.
Pengalaman latihan di luar negeri dianggap tetap bermanfaat bagi kualitas pemain.
Keputusan Patrick Kluivert memanggil mereka menunjukkan masih adanya kepercayaan besar.
Kini, tinggal membuktikan kontribusi mereka saat Timnas Indonesia vs China dan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kontributor : Imadudin Robani Adam